Denpasar (Metrobali.com)-

Hampir semua harga jual komoditas perkebunan rakyat di tingkat petani di Bali terdongkrak oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

“Harga hasil perkebunan rakyat daerah ini mengalami kenaikan yang signifikan dan hal itu sesuai harapan petani,” kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Jumat (6/9).

Ia menyebutkan, harga kopi jenis arabika mengalami kenaikan dari Rp32.000 per kilogram pada akhir Agustus menjadi Rp32.500 pada awal September 2013.

Harga kopi jenis robusta yang tadinya Rp23.500/kg menjadi Rp24.000/kg awal bulan ini.

Selain kopi arabika dan robusta, kakao juga merangkak naik dari Rp24.800/kg menjadi Rp26.000/kg.

Petani menikmati harga yang baik tentu berkat upaya petani yang selalu memperhatikan kualitas produksi dengan melakukan petik merah sehingga harga tetap lebih baik dari rata-rata pasaran internasional.

Sementara harga cengkih di tingkat petani di daerah ini juga tidak mau ketinggalan juga mengalami kenaikan dari Rp120.000/kg menjadi Rp135.000/kg awal September 2013, sedangkan gagang bunganya naik dari Rp15.000/kg pekan lalu menjadi Rp20.000/kg.

Masyarakat Bali banyak melakukan upacara ngaben massal memerlukan kelapa butiran sehingga harga jenis matadagangan itu naik dari Rp2.700 menjadi Rp3.000/butir pada pekan ini dan jambu mente jenis gelondongan tetap Rp13.500/kg.

Kondisi itu cukup menggembirakan bagi petani untuk meningkatkan produksi, karena harga hasil jerih payah masyarakat pedesaan itu sangat baik, guna mengimbangi merangkaknya harga barang sesuai perkembangannya. AN-MB