bumbu bumbu dapur

Denpasar (Metrobali.com)-

Harga bumbu-bumbuan di Pasar Badung, jantung Kota Denpasar, Bali, relatif stabil menjelang hari raya Purnama, maupun sepuluh hari Hari Raya Galungan hari raya besar umat Hindu dalam memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

“kestabilan harga bumbu-bumbuan di pasar Badung terjadi karena pasokan barang sudah mulai lancar,” kata seorang pedagang bumbu-bumbuan di Pasar Badung, Ni Nyoman Agustin, Jumat (5/12).

Ia mengatakan, kestabilan harga sudah berlangsung sejak 12 hari yang lalu, peningkatan pasokan dari Jawa berkisar 25 ton per harinya, sehingga harga bumbu tetap stabil dan belum mengalami kenaikan yang signitif.

Seperti halnya harga bumbu-bumbuan yang menjadi kebutuhan masyarakat banyak antara lain seperti jahe masih diharga Rp 25.000 per kilogram atau meningkat dua kali lipat.

Demikian pula merica masih diharga Rp 200.000 per kilogram, trasi yang masih diharga Rp 2.500 per kotak. Lengkuas Rp 8.000, kunyit atau kunir masih diharga Rp 7000/kg. Bawang merah dan bawang putih ikut naik mencapai Rp 15.000 per kilogramnya sebelumnya Rp14.000.

Ni Nyoman Agusti juga mengakui saat ini untuk mendapatkan pasokan barang dagangan tidak harus berebut dengan para pedagang lainnya lagi, pengiriman pasokan sudah mulai lancar dan tanpa kendala apapun.

Pasokan sering kali berasal dari Bali seperti dari Gianyar, Bedugul, Karangasem, namun juga dari Pulau Jawa.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pembeli bumbu-bumbu dapur di Pasar Badung, bahwa kenaikan harga bumbu-bumbuan cukup memberatkan beban masyarakat. Kata pedagang bumbu, Kadek Nada, di kawasan Pasar Badung, Bali.

Seorang pembeli bumbu, Ambar (30), di kawasan Pasar Badung, mengatakan, kestabilan harga yang ada saat ini dirasa biasa-biasa saja dan berharap untuk terus mengalami penurunan harga. AN-MB