Kota Gaza (Metrobali.com) –

Hamas yang menguasai Jalur Gaza menarik pasukan keamanan khusus yang ditugasi mencegah peluncuran roket ke Israel dari posisi mereka di dekat perbatasan, kata satu sumber keamanan, Minggu.

“Pasukan lapangan yang ditempatkan di dekat perbatasan dengan Israel ditarik kemarin malam untuk memprotes eskalasi terakhir dan serangan Israel terhadap Gaza,” kata sumber itu kepada AFP.

Sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan bahwa meski pasukan pencegah roket yang berkekuatan 600 orang itu dipindahkan, pasukan keamanan reguler masih tetap ditempatkan di daerah itu.

Langkah itu diambil sehari setelah jet-jet tempur Israel menyerang posisi militer Hamas di wilayah kantung Palestina itu, sebagai pembalasan atas serangan roket ke sebuah kota di Israel selatan.

Pada 21 Januari, Hamas menyatakan menempatkan pasukan di Gaza untuk “menjaga gencatan senjata” dengan Israel yang mengakhiri konfrontasi besar terakhir pada November 2012.

Meski Hamas tidak secara rutin melancarkan serangan ke wilayah Yahudi tersebut, Israel menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab selaku penguasa Gaza atas serangan-serangan semacam itu.

Ketegangan meningkat di dan sekitar Gaza dalam beberapa pekan terakhir dan tujuh orang tewas sejak 20 Desember — enam warga Palestina dan satu orang Israel. Lebih dari selusin warga Palestina juga cedera.

Peristiwa besar mematikan terakhir di Gaza terjadi pada 1 November ketika empat pejuang Hamas tewas dan lima prajurit Israel cedera selama operasi militer untuk menghancurkan sebuah terowongan Gaza-Israel.

Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November 2012 yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel — empat warga sipil dan dua prajurit.

Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.

Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai pada 21 November 2012, sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon — yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut semakin dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah — Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (Ant/AFP)