Foto: Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi di sela-sela menyerahkan bantuan aspirasi puluhan unit alsintan senilai miliaran rupiah kepada kelompok tani di Jembrana.

Jembrana (Metrobali.com)-

Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi siap menghadirkan produk beras unggulan dan premium dari Kabupaten Jembrana sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani, membuat petani bahagia dan mewujudkan Jembrana jadi kawasan industri pertanian.

Bahkan Gus Adhi juga mencanangkan Jembrana agar mempunyai produk “beras tridatu” atau beras tiga warna yakni beras putih, beras merah dan beras hitam yang mempunyai nilai jual lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Di sisi lain, “beras tridatu” ini merupakan pangan sehat karena punya manfaat kesehatan dan nilai gizi yang lebih tinggi.

“Kita akan buat beras tridatu di Jembrana yakni campuran beras putih, merah dan hitam,” kata Gus Adhi di sela-sela menyerahkan bantuan aspirasi puluhan unit alsintan (alat mesin pertanian) senilai miliaran rupiah kepada puluhan kelompok tani di Jembrana.

Penyerahan bantuan alsintan dilakukan di Balai Benih Pembantu (BPP) Padi Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Jumat pagi (15/10/2021).

Gus Adhi menjelaskan dirinya sedang membantu petani Jembrana mengembangkan beras merah dan beras hitam  di Jembrana bagian dari program demplot pengembangan varietas unggul baru (VUB) padi khusus dan VUB spesifik lokasi di Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Program ini digulirkan Gus Adhi bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.

“Bali ini istimewa, harus produk beras istimewa, agar penghasilan petani istimewa. Jadi beras tridatu tiga warna ini akan kita kembangkan di Jembrana jadi produk beras istimewa unggulan Bali,” kata Anggota Komisi II DPR RI yang sebelumnya bertugas di Komisi IV DPR RI membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan.

Gus Adhi mengaku bersama BPTP Bali telah membuat hitung-hitungan agar petani sejahtera dan senang bertani salah satunya dengan menghadirkan dan mengembangkan varietas unggul baru (VUB) padi khusus dan VUB spesifik lokasi yang bisa menghasilkan produktivitas dan nilai jual lebih tinggi dibandingkan padi pada umumnya.

“Misalnya harga gabah padi biasa di angka Rp 4.200 per kilogram dikali 6 ton jadi hasilkan Rp 25,2 juta per hektar sekali panen. Di Jembrana rata-rata petani kelola lahan 42 are. Jadi penghasilan petani sekitar Rp 10-Rp 11 juta selama 4 bulan. Bagi saya ini kurang bagus. Jadi harus ada alternatif pengembangan lain,” urai Gus Adhi.

“Kalau padi beras hitam harga gabah bisa mencapai Rp 12.500 per kilogram, berasnya bisa Rp 50 ring per kilogram. Akan ada penghasilan Rp 100 juta per hektar selama 4 bulan, jadi penghasilan petani Rp 25 juta per bulan. Kalau biaya produksi biasanya Rp 10,2 juta per hektar, beras hitam cukup Rp 8,2 juta per hektar. Jadi ada efisiensi dan peningkatan pendapatan petani,” papar Gus Adhi.

Selain meningkatkan kesejahteraan petani, beras tridatu tiga warna ini juga lebih sehat bagi konsumen/masyarakat. “Beras tridatu banyak manfaat. Beras putih pandan wangi menang dari sisi aroma, beras hitam banyak manfaat kesehatan seperti bisa mencegah diabetes, beras merah nutrisi juga lebih banyak. Jadi melalui beras tridatu tiga warna kita hadirkan beras pangan sehat di pasar,” ujar Gus Adhi.

Sementara itu bantuan alsintan yang diserahkan Gus Adhi hari ini berupa combine harvester besar 3 unit seharga Rp 1.350.000.000, lalu concealer 12 unit seharga Rp 335 juta, power tracer 10 unit seharga Rp 280 juta, dan hand traktor 5 unit seharga Rp 200 juta.

Selain itu Gus Adhi sebelumnya juga menurunkan bantuan untuk Demplot Subak Baluk senilai Rp 470 juta. Ada pula bantuan untuk tiga kelompok UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) di tiga kelompok yakni di Berangbang, Baluk, Manistutu dengan nilai bantuan masing-masing Rp 200 juta. Lalu bantuan Keramba Jaring Apung (KJA) di Desa Candikusuma Kusuma senilai Rp 1.625.000.000.

Anggota Komisi II DPR RI ini juga menggelontorkan bantuan bibit kelapa genjah 2.600 pohon, Kampung Buah Durian untuk dua kelompok dengan luas lahan 20 hektar. Lalu rencananya ada tiga kelompok yang akan dibantu bibit manggis, masing-masing 1500 pohon per kelompok.

Untuk di tahun anggaran 2021 ini wakil rakyat yang dikenal dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah” ini mampu membawa bantuan total Rp 24,6 miliar dana pusat untuk masyarakat Bali dan di Jembrana dikucurkan bantuan paling besar yakni total Rp 7,2 miliar untuk membangun pertanian Jembrana dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Harapannya Jembrana jadi daerah industri pertanian,” tegas Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini lantas berpesan kepada kelompok tani penerima bantuan agar mengunakan dengan baik bantuan alsintan ini sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

Politisi Golkar asal Kerobokan Badung ini juga mendorong para kelompok tani penerima bantuan alsintan agar membentuk  UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan) untuk menambah pundi-pundi pendapatan kelompok tani misalnya dari unit penyewaan jasa alsintan hingga bengkel alsintan.

Anggota DPR RI dua periode yang konsern membangun pertanian Bali ini menegaskan pihaknya akan serius membantu petani dengan pula didampingi BPTP (Badan Pengkajian Teknologi Pertanian) Bali. Karenanya Gus Adhi tengah mendata para petani yang nantinya akan mendapatkan pendampingan berkelanjutan.

“Kita ubah dan ajak petani jadi pengusaha pertanian. Petani jangan hanya jadi tukang cangkul tapi harus jadi pengusaha pertanian,” pungkas Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI XXI Provinsi Bali ini.

Kabid Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana I Komang Ngurah Arya Kusuma mewakili Bupati Jembrana menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas bantuan alsintan ini sebab dapat meningkatkan produktivitas hasil produksi lahan pertanian.

Pihaknya juga berharap ke depan ada bantuan drainase seperti jaringan irigasi hingga instalasi perpipaan. Kepada para kelompok penerima bantuan, diharapkan bantuan alsintan ini dapat dimanfaatkan dan dipelihara serta dirawat dengan baik. (wid)