foto 1 (32)

Karangasem (Metrobali.com)-

Rangkaian karya rsi gana, melaspas lan piodalan di Pura Puseh Desa Pakraman Tukad Besi, Biaslantang, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Karangasem dihadiri Wakil Gubernur Bali Drs. I Ketut Sudikerta, Sabtu (8/11) kemarin. Selain itu, tampak pula Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, Karo Kesra Setda Bali Dewa Putu Berata, dan sejumlah anggota DPRD Karangasem dari daerah pemilihan Abang, seperti I Nyoman Mardana Wimbawa, Dayu Sutejawati, Bendesa Mulyawan, dan I Gede Dana termasuk unsur Tripika Abang dan prajuru desa pakraman tetangga, seperti Culik, Datah, Bebayu, dan Paselatan. Hadir pula Perbekel Desa Purwakerthi I Wayan Sentuni Artana dan Kasatpol PP Badung I Ketut Martha yang notabena warga setempat.

Wagub Sudikerta dihadapan ratusan krama yang hadir di jaba pisan pura setempat mengajak umat sedharma untuk terus meningkatkan sradha bakti kepada Ida Sanghyang Widi Wasa dengan menghaturkan yasa kerti dan berbudi luhur dengan menjalankan kewajiban hidup berdasarkan konsep sudharma (kebajikan), suda (keheningan hati), dan sudira (keikhlasan nurani) diselaraskan dengan filosofi Tri Kaya Parisuda.

“Segala bentuk persembahan harus dilandasi dengan keikhlasan disesuaikan dengan kemampuan krama. Sangat tidak elok jika menggelar yadnya besar-besaran, tapi setelah karya berlangsung, krama diajak menanggung beban hutang,” tukas Sudikerta.

Ditambahkannya, pelaksanaan yadnya ini memiliki makna penting dalam memohon keseimbangan dan keharmonisan bhuana agung dan buana alit. Karya rsi gana dan piodalan, kata Sudikerta, mengandung filosofi membersihkan segala bentuk awidya (kegelapan), menenggelamkan kebodohan dan memohon kecerdasan sebagai bagian terpenting dalam hidup.

“Yadnya ini hendaknya selalu menjadi spirit untuk melaksanakan transformasi hidup sehingga mampu mengambil peran dalam berbagai dimensi kehidupan,” harapnya.

Pada kesempatan itu Sudikerta mapunia Rp 20 juta disusul punia Bupati Geredeg yang diterima oleh prawartaka karya I Nyoman Murdana. Usai melaksanakan persembahyangan bersama, Sudikerta dan rombongan disuguhi makanan dalam kemasan kotak. Namun Ketua DPD Partai Golkar Bali ini justru memilih nasi jinggo bungkus daun yang berisi menu pepes ikan tuna dan sayur urab. “Tumben ketemu pejabat sederhana sangat merakyat, mau makan nasi bungkus berbaur dengan masyarakat duduk lesehan,” ujar I Wayan Bangket, salah seorang warga setempat.

Sementara itu,  salah seorang manggala karya, I Ketut Merta Suyasa menjelaskan puncak karya bertepatan purnama kelima, Sukra Kliwon Tolu (7/11) dengan tingkatan utamaning utama munggah catur rebah dan munggah sunari mempergunakan wewalungan tiga buah gelar sanga, tujuh ekor babi guling dan wewalungan lain berupa angsa, ayam, dan bebek. Seluruh rangkaian karya dipuput oleh Ida Pedanda Istri Keniten dari Geria Pendem Amlapura.

“Karya tingkat utama ini pada hakekatnya sebagai wujud bakti dari warih-warih lelangit untuk mengembalikan kesucian dan kekuatan spiritual sehingga akan memancarkan vibrasi positif bagi keselamatan krama. Ida Bhatara akan mesineb 10 Nopember 2014 ini,” tukas Merta Suyasa didampingi Bendesa Adat Tukad Besi, Pasek Ardita dan penyarikan I Nyoman Karyawan. Selain di Pura Puseh Biaslantang, di hari yang sama Wagub Sudikerta juga mepunia Rp 10 juta di Pura Dadia Kubon Tubuh Banjar Amed, Desa Purwakerthi, Abang dan Rp 20 juta di Pura Dalem Agung, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem. AD-MB