Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI/Anggota Komisi II DPR RI, AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab juga disapa Gus Adhi saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Universitas Mahasaraswati Denpasar, Kamis (8/4/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, calon-calon pemimpin di masa depan perlu terus digembleng kepribadian dan karakternya agar benar-benar bisa mengaktualisasikan dirinya sebagai insan Pancasila, Pelajar Pancasila, apalagi di tengah masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Hal itu ditegaskan Anggota Badan Sosialisasi MPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab juga disapa Gus Adhi saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Universitas Mahasaraswati Denpasar, Kamis (8/4/2021) dalam Seminar Nasional “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan Pendidikan dalam Situasi Pandemi Covid-19.”

Empat Pilar yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Gus Adhi yang merupakan Anggota Komisi II DPR RI ini menyampaikan negara-negara yang tidak kuat memegang falsafah dan dasar ideologinya maka akan mengalami kehancuran seperi Irak, Suriah dan beberapa negara lainnya. Maka penting pemahaman dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila terus digaungkan di kalangan generasi muda seperti mahasiswa demi menjaga keutuhan NKRI harga mati.

“Adik-adik mahasiswa di Mahasaraswati ini merupakan masa depan kita yang harus mampu nantinya memegang falsafah Pancasila untuk menjaga keutuhan NKRI,” kata Anggota Komisi II DPR RI yang membidangi ruang lingkup tugas di bidang pemerintahan dalam negeri dan otonomi daerah, aparatur negara dan reformasi birokrasi, kepemiluan, pertanahan dan reforma agraria.

Karenanya Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini menekankan pentingya agar mahasiswa ini menjadi Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil Pelajar Pancasila mempunyai enam ciri utama yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

“Jadi adik-adik mahasiswa kita gembleng kepribadiannya agar benar-benar bisa mengaktualisasikan dirinya sebagai insan Pelajar Pancasila. Apalagi di tengah masa pandemi Covid-19 ini, penting kita tanamnkan aktualisasi nilai-nilai Pancacila,” tegas Gus Adhi.

Di sisi lain Gus Adhi mengungkapkan tantangan Empat Pilar MPR RI saat ini sangat berat di tengah ada upaya-upaya dari berbagai pihak yang ingin merongrong Pancasila. Hal itu terlihat dari berbagai sumber yang menyebut paham radikalisme, ekstremisme, maupun kilafah sudah menjalar ke berbagai sendi kehidupan.

Penelitian dari Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang menunjukkan bahwa 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain.Tak hanya itu, Ryamizard Ryacudu saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan menyebutkan bahwa sebanyak 3 persen anggota TNI juga terpapar ekstrimisme.

Kemudian survei Alfara pada 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 14,9 persen PNS tidak setuju Pancasila. Berdasarkan Pusat Studi Islam dan Tranformasi Sosial (CISFrom) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 36,5 persen mahasiswa Islam setuju dengan khlifah.

Terakhir,  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 mengemukakkan bahwa tujuh kampus di Indonesia juga terpapar eksrimeme agama.

Gus Adhi yang juga Ketua Depidar (Dewan Pimpinan Daerah) SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Provinsi Bali ini. mengaku khawatir dengan berbagai dampak ketidakhadiran negara dalam penguatan mental ideologi bangsa.

“Ini dampak ketidakhadiran negara dalam pembinaan mental ideologi bangsa. Karena itu dalam sosialisasi kali ini kita sasar aparatur pemerintahan karena mereka pelayan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga bisa ikut mensosialisasikan empat pilar MPR RI,” ujar Gus Adhi.

Pihaknya melihat bahwa MPR mempunyai peran penting sekali sehingga harus hadir untuk mengisi kekosongan tersebut. Hal inilah yang juga menjadi dasar bagi Ketua MPR periode 2009-2014 Taufik Kiemas bahwa MPR harus mengisi kekosongan  dengan sosialisasi empat pilar.

Karenanya Gus Adhi menegaskan Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah landasan yang harus selalu dipegang, diperkuat, dan menjadi dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita akan terus membumikan Empat Pilar ini ke semua kalangan karena dia (Empat Pilar) adalah jati diri bangsa. Ingat bangsa yang tidak memegang kuat falsafah bangsanya dalam hal ini Pancasila, maka negara itu akan hancur,” pungkas Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI ini. (dan)