Klungkung ( Metrobali.com )
Kasus penganiayaan yang dilakukan oknum Guru terhadap murid terjadi disalah satu sekolah yang ada di Kabupaten Klungkung. Seperti apa yang telah dilaporkan korban yang diterima Kasubag Humas Polres Klungkung IMade Sudanta, SH. Menurutnya pada hari Kamis 04/10 sekira pukul 12.00 wita pelapor bersama dua orang temannya dipanggil oleh guru menghadap keruangan guru.

Sesampai diruangan diberi nasehat oleh guru guru karena pelapor nakal melakukan kesalahan telah memfoto guru yang dilakukan oleh teman pelapor ( I Km Budi Artawan ) dengan menggunakan HP merk Asiaphone. Setelah itu langsung mereka dihadapkan ke kepala sekolah. Sesampainya di dalam ruangan pelapor ( Pt Agum Laksmana ) dimarahi dengan kata kata kasar seperti anak binatang dan lain sebagainya.

Setelah itu terlapor menonjok muka (dahi) yang membuat luka robek dan menjabak rambut pelapor sambil menggoyangkan kepala pelapor sehingga menyebabkan kepala bagian atas benjol. Pada saat itu juga diberi nasehat lagi agar tidak mengulangi perbuatannya. Kemudian pelapor dan dua temannya disuruh pulang. Sesampainya di rumah diceritakan kepada orang tuanya. Atas kejadian tersebut orang tua dan Pt Agum Laksmana melapor kepolsek Klungkung untuk proses lebih lanjut.

Pihaknya tidak mau terima laporan pelapor begitu saja kita akan kros cek keterangan guru yang dimaksud, ujar Sudanta. Jika hal itu benar adanya terlapor bisa kita kenan pasal 351 KUHP bisa 352.

Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hingga murid sampai melaporka gurunya. Jumat 5/10 Metrobali.com bertandang ke sekolah yang dimaksud. Menurut Kepala sekolah SMA Pariwisata Saraswati Klungkung Gusti Made Subrata, peristiwa ini terjadi (4/10) lalu pukul 15.00 wita.

Awalnya korban dan dua rekanya Budiartawan dan Arianto dipanggil salah satu guru karena ulahnya yang nakal. Dimana ketiga siswa ini telah melakukan perbuatan yang dinilai tidak senonoh dengan memfoto guru perempuan yang sedang mengajar. Di mana sang guru di foto lagi posisi nungging. Budiarta langsung mengambil foto tersebut dengan disuruh korban Agum. Sementara Arianto menunjukan dua jarinya tanda Vis.

Foto hasil jepretan Kamera HP tersebut lalu di unggah ke Facebook sehingga tersebar. Dimana terlihat sang guru lagi nungging sementara Agum dibelakangnya sambil memegang tangan yang mirip kemaluan laki-laki, dan Arianto ada di depanya.

Hal inilah yang membuat sang guru murka. Setelah di selidiki ternyata ulah tersebut dilakukan ketiga pelajar tersebut. saat dipanggil ketiganya lalu dihadapkan kepada sang kepala sekolah. Saat itulah sang kepala sekolah murka. Terlebih lagi diakuinya ketiga anak tersebut memang dikenal bandel.

Subrata mengakui kalau dia telah memanggil ketiga anak tersebut termasuk korban. Kepala sekolah asal Sidemen ini juga mengaku telah mengeluarkan kata kata kasar dengan dalih membina anak tersebut. Selain itu Subrata juga mengakui telah menjambak siswanya tersebut dan menggoyangkan kepalanya. Namun Kepala sekolah membantah kalau telah memukul atau menjotos anak didiknya ini. “Kalau memukul saya tidak adil,” ujarnya.

Subrata menyampaikan bahwa ketiga siswa tersebut awalnya ada gagasan untuk dikeluarkan dari sekolah tersebut. namun untuk kepentingan yang lebih besar yakni pendidikan, niat tersebut tidak jadi dilakukan. Namun ketiganya akhirnya diberi sanksi dengan diistirahatkan selama satu minggu di rumah.

Sementara itu ditemui di rumahnya di Banjar Pakel, Sampelan Tengah, Dawan, Agum mengaku kalau dia sempat dipukul dan dijambak gurunya. Menurut paman korban Kadek Sinta mengaku tidak terima dengan cara guru atau kepala sekolah memberikan pendidikan dengan cara mengeluarkan kata kata kasar seperti Anjing. “Saya tidak terima kalau keponakan saya dibilang keturunan angjing. Hyang Dewa Tiange ten terima,” ujar Sinta.

Kedepan dirinya berharap Kepala sekolah juga bisa introfeksi diri dalam membina anak didiknya. Jangan sampai dilakukan dengan cara kekerasan dan kata kata yang tidak patut. Kalau memang anak itu bandel adalah tugas guru untuk memberikan bimbingan.
Sementara ditemui diruang kerjanya Kanit Reskim Polsek Klungkung IPTU Wiyastu Andre mengaku masih menyelidiki kasus ini. Polisi mengaku telah meminta keterangan pada korban. “Ya kita akan kroscek terhadap guru bersangkutan” ujarnya. SUS-MB