Pantai Kuta Ilustrasi

Ilustrasi-Pantai Kuta

Denpasar, (Metrobali.com) –

Status awas Gunung Agung membuat sejumlah turis mancanegara membatalkan kunjungannya ke Bali. Hal itu diakui oleh Kepala divisi III Media, Bali Tourism Board (BTB), Dewa Gede Ngurah Byomantara‎. Hanya saja, Byomantara belum mendapatkan angka pasti prosentase dari pembatalan tersebut.
“Ticket cancellation tetap ada, tapi kami belum bisa memberikan data akurat. Tapi itu baru diprediksi antara 15-20 persen room night. Kalau kita lihat rata-rata kunjungan wisatawan 3 hari, maka itu harus dibagi tiga dan hasilnya antara 5-7 persen cancellationnya itu,” papar dia di Denpasar, Selasa 10 Oktober 2017.
‎”Dan, wisatawan airline yang datang dan pergi itu sangat kecil sekali. Kalau tidak salah hanya 4 persen. Jadi hanya bisa memprediksi berapa besar sih cancellation ini,‎” tambah dia. Menurut dia, dengan area berbahaya sejauh 12 kilometer, masih banyak destinasi wisata di Bali yang aman. Bahkan, di Karangasem sendiri terdapat beberapa spot wisata yang tak terdampak bencana Gunung Agung. Sebut saja misalnya ‎Candidasa.
‎”Oleh karena itu, kami dari Pemerintah Indonesia mencoba untuk memberikan informasi sebanyak mungkin bahwa daerah di luar 12 kilometer itu cukup aman,” tegasnya. Selama ini, kantong-kantong pariwisata di Bali 40 persen berada di Kuta. Sementara sekitar 21-30 persen berada di Seminyak, Nusa Dua dan Sanur. “‎Ini masih besar sekali kantong-kantong wisata itu, di mana jarak dengan Gunung Agung ini masih sangat jauh. Ini yang perlu kita sosialisasikan. Jangan sampai image seandainya erupsi terjadi, maka seluruh Bali jadi bencana,” tuturnya.
“Ini peran media besar sekali kalau kenyataannya seperti itu. 98 persen masih di kawasan wisatawan itu pariwisatanya masih aman. Hanya 2 persen sebenarnya di Besakih, Tulamben, dan juga Tirta Gangga (yang terletak di Karangasem dan terdampak Gunung Agung). Candidasa bahkan masih daerah aman, apalagi Kuta, Nusa Dua, Sanur masih jauh sekali dari Gunung Agung.”
Menurut dia, tugas besar yang diemban saat ini adalah meyakinkan dunia pariwisata bahwa sebagian besar daerah wisata di Bali itu masih aman dikunjungi.‎ “Kami mendapatkan informasi itu 4 hari lalu. Tadi kan sudah disampaikan perlu dilakukan kajian ulang. Namun, sekarang ini memang terjadi low season di Oktober ini. Tapi kalau kita lihat dari airline sih tidak terlalu merasakan dampak jumlah berkurang penumpang,” ujarnya.
Mengenai dampak kerugian yang ditimbulkan, ia mengaku belum menghitungnya. “‎Kerugian belum kami hitung tapi BI sudah mulai menghitung mudah-mudahan kami segera mendapatkan data akurat,” tutup dia.‎ (Laporan Bobby Andalan)