Pupuk SIMANTRI Atasi Jamur Akar Putih Cengkeh
Singaraja (Metrobali.com)-
Pupuk organik hasil simantri terbukti mampu mengatasi permasalahan jamur akar putih tanaman cengkeh yang banyak menyerang tanaman cengkeh di wilayah Kec Busung Biu, dan Wilayah Kec Banjar. Demikian terungkap saat Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, meninjau sejumlah Simantri, Kabupaten Buleleng, Selasa (14/1).
Seperti dijelaskan pendamping Simantri 018 yg juga petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) Dinas Perkebunan Prov Bali , Ketut Bagiasa , jamur akar putih yang menulari hampir seluruh tanaman cenkeh di Kec. Busungbiu pihaknya telah melakukan percobaan dengan memakai Pupuk dari Simantri ini. Tanaman secara terus menerus dikasi pupuk ini dan dalam 3 bulan jamur ini berkurang sebesar 20 Persen. Untuk satu pohon cengkeh memerlukan 40 kg pupuk Simantri. Pihaknya telah melakukan demplot untuk mencoba pupuk ini yaitu di desa Unggahan tanaman cengkeh seluas 1 ha ,di desa Kedis 1 ha dan desa Gobleg Kecamatan Banjar 1 hektar, sehingga ke depan perlu lebih banyak lagi untuk mengatasi hama ini.
Lebih jauh Pastika yang menyempatkan diri mengunjungi 2 Simantri di Kecamatan Busung Biyu yaitu Simantri no 002 di Desa Telaga, dan Simantri 018 di Desa Subuk, menyampaikan secara umum pengelolaan Simantri sudah berjalan dengan baik. Namun khusus Simantri di 018 biogasnya harus dimanfaatkan dengan baik, terutama bagi pengembangan usaha bagi istri para petani. Menurutnya perlu dibuatkan kelompok Wanita Tani (KWT) sehingga hasil simantri dapat maksimal. ” Gas elpiji kan sekarang lagi mahal, harusnya bio gas ini betul-betul dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah bagi perekonomian petani “, ujarnya.
Gubernur meminta agar para anggota Simantri membuka usaha warung lele dari hasil budi daya simantri yang bahan bakar gas pengolahnnya nya diambil dari hasil bio gas Simantri. Simantri yang berdiri sejak tahun 2011 tersebut dikelola oleh Gapoktan Batur Sari Jagadita yang diketuai oleh Ketut Sridana ini telah menghasilkan bio Urine, pupuk organik, 24 ekor anak sapi dan budidaya peternakan lele. Ke depan perlu tambahan bibit sapi dan Alat Pengolah Pupuk Organik (appo) agar produksi pupuk organik semakin meningkat. Demikian tambahnya.
Sementara di simantri 002 yang dibentuk tahun 2009, dengan 2 unit appo telah menghasilkan 470 ton pupuk organik tahun 2013. “Sebagaian telah dipasarkan sampai ke Kab. Bangli dan sebagian untuk keperluan disekitar untuk konsumsi kec. Busungbiu. Dengan hasil yang dukup banyak ini pihaknya mampu mempekerjakan 10 RTM dengan rata-rata penghasilan 50 ribu rupiah per orang setiap harinya. Dengan demikian Simantri ini mampu menyerap tenaga kerja di Desa Telaga ini.Menurut penuturan ketua Gapoktan Amerta buana asih Gede kariana produksi pupuk Simantri semakin meningkat.
Hadir pada kesempatan tersebut Kadistan IB Wisnuwardana, Kepala BPMPD I Ketut Lihadnyana, Kadis Peternakan Sumantra, Karo Humas I Ketut Teneng dan SKPD terkait lainnya. DA-MB
1 Komentar
Setuju sekali penggunaan pupuk organik. Petani harus disejahterakan dan lingkungan beserta ekosistemnya dijaga. Secara jangka panjang akan lebih menjaga daya tahan tanah, makanan yang lebih berkualitas bagi masyarakat, dst. Batasi penggunaan bahan kimia dalam produk pertanian. Jangan lupa hutan dan air juga turut dijaga kelestariannya Pak Gub.