peresmian pasramanBuleleng (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika meresmikan Pasraman Penjor Agung Jagaddhita, Dusun  Kajanan, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Jumat (18/12). Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang didampingi oleh inisiasi  Pasraman Penjor Agung Jagaddhita yaitu Jro Penjor Wayan Wisnaya, Pimpinan Umum Pos Bali Made Nariana, Camat Kubutambahan, Kapolsek Kubutambahan, Kepala Desa Bengkala serta tokoh masyarakat lain yang hadir.

Dalam sambutannya, Gubernur Pastika menyampaikan pendirian Pasraman merupakan keinginan  atau visi dan misi dari Jro Penjor untuk mengagungkan, menghayati  dan mengamalkan  makna dari sebuah penjor yang termuat dalam ajaran agama Hindu. Saat ini, perkembangan jaman terutama teknologi sangat berkembang dengan pesat yang membawa sisi positif dan negatif. Dan jika tidak dimaknai serta dimengerti akan menimbulkan jalan kearah yang justru membuat sesat terutama pada kalangan anak muda. “Perkembang jaman semakin cepat, dan jika kita tidak memaknai, menghayati serta mengamalkan ajaran agama hindu yang benar maka akan tersesat,” ungkap Pastika. Generasi muda adalah tunas yang akan menjadi dewasa yang kedepannya akan menjaga, merawat pulau Bali sehingga perlu untuk mendapat ajaran agama untuk memperkuat jati dirinya. “Saya liat belum ada bangunan kecuali pelinggih ini, mudahan akan segera diwujudkan,” lihat Pastika. Menurut Pastika, meskipun bangunan fisik sebagai  pendukung pesrama belum berdiri akan tetapi  bangunan dalam hati yakni niat yang suci adalah kunci utama.

Lanjut Pastika, dengan adanya Pasraman Penjor Agung Jagaddhita tersebut muncul cahaya pencerahan dari desa Bengkala untuk dapat menerangi pulau Bali, Indonesia bahkan dunia sehingga semua yang dilakukan akan dapat membimbing umat ke arah santhi dan jagaddhita serta Bali Mandara. Yang menjadi pesan dari Pastika adalah hal yang diajarkan pada pasraman agar tidak menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama hindu yang sudah ada serta tidak bertentangan dari dresta desa setempat. Pastika berharap kepada Jro Penjor dan semua penuntun untuk dapat memahami ajaran sesungguhnya sesuai dengan filsafat yang diterapkan yakni “Vasudeva kutumbhakam, samastah lokah sukhino bhavantu.” Yang terpenting lainnya adalah dengan pendirian Pasraman Penjor Agung Jagaddhita tidak menciptakan aliran baru yang mampu menciptakan kegaduhan di masyrakat. “Saya tidak pingin muncul aliran baru yang menciptakan kegaduhan,” tambah Pastika.

Sementara itu, Inisiator Pasraman Penjor Agung Jagaddhita Jro Penjor Wayan Wisnaya menyampaikan bahwa Pasraman tersebut merupakan impian terakhir yang ingin diwujudkan sekaligus tempat untuk membagikan ajaran agama kepada sesama. Visi yang akan diwujudkan pada Pasraman Penjor Agung Jagaddhita untuk mewujudan “Embrio” desa wisata budaya hindu berlandaskan kesadaran, keserasian, dan keselarasan 3 kerangka hindu demi terwujudnya kehidupan berkeluarga, bermayrakat, barbangsa dan bernegara yang Mandara yaitu maju, aman, damai, sejahtera. Pasraman Penjor Agung Jagaddhita adalah salah satu buah dari program yang diikuti yaitu Simakrama, PB3AS yang memberikan pembelajaran dalam menjalankan swadharma sebagai umat hindu. Melalui pasraman tersebut, ia berharap dapat berbagai kesesama terutama kepada siswa sehingga mampu mengamalkan ajaran agama dengan baik. Ia sangat bangga kepada hindu, akan tetapi juga prihatin akan agama hindu itu sendiri yang menjadi dasar untuk berpikir untuk memberikan ajaran agama hindu kepada masyarakat. “Saya bangga akan hindu, tetapi saya prihatin kepada hindu,” ungkapnya. Jro Penjor juga menjelaskan mengapa penjor dipakai simbol di pasraman tersebut. Penjor adalah guru simbolis, kemudian diangkat sebagai penuntun dalam mempelajari agama hindu. Penjor adalah simbol lain dari gunung, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagai penyelaran ajaran agama Hindu sehingga kedepannya mampu dapat diwujudkan di Pasraman Penjor Agung Jagaddhita.

Sebelum meresmikan Pasraman Penjor Agung Jagaddhita, Gubernur Bali yang didampingi Istri Ny. Ayu Pastika yang selaku Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali dan Pimpinan Umum Pos Bali Made Nariana menyerahkan langsung bantuan bedah rumah kepada I Ketut Terang (63 th) yang beralamat di dusun Kajanan, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Bantuan bedah rumah merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Media Pos Bali yang menghimpun dana kemanusian dari seluruh pembaca. Bedah rumah yang diberikan kepada I Ketut Terang merupakan bantuan ke-26 dari seluruh rumah yang telah di bangun oleh Pos Bali. selain rumah, I Ketut Terang juga menerima sembako dan bibit babi untuk dipelihara sebagai investasi kedepannya.

Kepala Desa Bengkala Made Arpana mewakili penerima bantuan bedah rumah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali dan Pos Bali karena sudah memperhatikan keluarga miskin. Ia menyampaikan bahwa penghasilan dari I Ketut Terang yang manjadi buruh serabutan yang hasilnya tidak menentu tergantung dari permintaan.  Ia mengharapkan kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan keluarga miskin sehingga dapat diperdayakan sehingga perlahan kemiskinan tersebut berangsur dapat ditanggulangi. AD-MB