Poto : Acara Perpisahan (Graduation) Siswa SMA – SMK Bali Mandara Tahun Pelajaran 2017/2018 di Aula Terbuka SMA Bali Mandara, Kubu Tambahan, Buleleng,  Rabu (23/5)
Buleleng (Metrobali.com)-
Setiap tahun fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di SMA dan SMK Bali Mandara secara bertahap terus mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali. Berkaca dari awal dibangunnya yang memiliki berbagai keterbatasan, sekolah yang diperuntukkan bagi keluarga kurang mampu ini diharapkan dapat terus memacu sekolah dan para peserta didik untuk terus mencetak dan melahirkan siswa-siswa yang berprestasi yang nantinya akan mendukung pembangunan Bali guna menjadi pemimpin masa depan.
Demikian harapan yang disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri acara Perpisahan (Graduation) Siswa SMA – SMK Bali Mandara Tahun Pelajaran 2017/2018 di Aula Terbuka SMA Bali Mandara, Kubu Tambahan, Buleleng,  Rabu (23/5). “Segala kemudahan yang ada harusnya bisa membuat kalian lebih berprestasi,  jangan malah sebaliknya bikin kalian manja.  Ingat dulu pertama sekolah ini dibangun,  gedung baru satu,  guru dan para siswa jadi satu,  belajar disana,  makan juga masih seadanya. Kalau sekarang semua fasilitas sudah mendukung,  sudah bagus, kalian harus bisa lebih baik,  tidak semua orang bisa seperti kalian,” cetus Pastika
Lebih jauh menurut Gubernur Pastika,  seusai mengenyam pendidikan selama 3 tahun di sekolah itu,  para siswa akan menapaki jenjang kehidupan yang lebih tinggi. Untuk itu,  segala ilmu yang sudah diperoleh diharapkannya dapat menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan sehingga menjadi orang yang berhasil.
“Kita patut berbangga terhadap sederet prestasi yang diraih, tapi setelah ini kalian akan memasuki kehidupan baru, kalian akan menghadapi kehidupan sebenarnya. Kalian tidak lagi disiapkan makan seperti disini, mungkin fasilitas akan lebih terbatas,  tapi kalian jangan cengeng dan mengeluh,  kalian harus mandiri. Jangan setelah keluar dari sini kalian malah menyusahkan orang tua kalian, jangan menyusu kepada orang tua,  kalian harus bisa hidup sendiri,  pakai otakmu. Semoga dengan bekal ilmu dan disiplin yang sudah diperoleh kalian bisa sukses,  tidak ada kata menyerah,  maju terus,” ujar Pastika menyemangati para siswa seraya mencontohkan dirinya yang tanpa ditemani seorang sanak saudara pun saat mengikuti Kelulusan pendidikan AKABRI,  kluarganya tidak memiliki biaya karena berasal dari keluarga kurang mampu.
Masih dalam sambutannya, Gubernur Pastika melalui program sekolah SMA – SMK Bali Mandara juga ingin mengajak masyarakat yang mampu agar lebih peduli kepada sesama yang membutuhkan.
“Setiap tahun hampir 1.500 orang pelamar ingin bersekolah disini,  sedangkan yang diterima kurang dari 200 orang. Lebih dari 1.000 pelamar yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu ditolak,  bayangkan jika sekolah ini tidak ada. Untuk itu,  saya juga ingin mengetuk hati saudara-saudara sekalian untuk ikut peduli,” katanya.
”Mari bantu mereka,  agar bisa mengangkat harkat dan martabat keluarganya. Seperti siswa disekolah ini,  rata-rata IQ mereka borderline,  tapi dengan sistem pendidikan yang diterapkan,  mereka mampu berprestasi tidak hanya untuk dirinya sendiri,  bahkan mampu mengharumkan nama daerah dan bangsa hingga ke luar negeri,” imbuh Pastika seraya mengakhiri sambutannya dengan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya sistem pendidikan itu.
Sementara itu,  Kepala Sekolah SMAN Bali Mandara,  Nyoman Darta menyampaikan total siswa yang mengikuti kelulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 187 diantaranya 90 orang di SMANDARA,  97 orang di SKANDARA. “Tingkat kelulusan 100%, 2 siswa diantaranya berhasil mengikuti percepatan pendidikan dan berhasil menyelesaikan pendidikan hanya dalam waktu 2 th, serta 3 orang diantaranya menyelesaikan pendidikan selama 4 th.  Bukan karena mereka tidak pintar,  tapi mereka memperoleh pengalaman pertukaran pelajar ke AS,” ujar Darta.
Ia menambahkan pada ujian kelulusan tahun ini,  peserta didiknya di SMA juga berhasil meraih predikat nilai rata-rata terbaik ketiga di Bali untuk jurusan IPS, serta SMK nilai rata-rata peringkat terbaik kedua di Bali. “Disamping itu,  salah satu siswa juga berhasil meraih nilai sempurna yakni 100 untuk mata pelajaran Matematika,” pungkas Darta.
Pada ujian kelulusan kali ini, predikat lulusan terbaik di SMAN Bali Mandara diraih oleh I Made Widi Yudiatmika, sedangkan di SMKN Bali Mandara diraih oleh I Putu Agus Sanjaya. Saat diminta menyampaikan testimoninya, Agus Sanjaya menyatakan dirinya berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua orang tuanya sehari-hari menggantungkan hidup dari hasil berdagang kecil-kecilan dipasar,  kendala memiliki adik yang masih kecil juga membuat kedua orangtuanya harus berjualan secara bergiliran. Lebih jauh, Ia mengakui pengalaman, pendidikan ilmu dan disiplin,  yang diperolehnya sangat berharga dan berjanji akan selalu dijadikan panutan menjalani kehidupan.
“Kemampuan yang tinggi sangat penting, namun harus dibarengi sikap dan perilaku yang baik agar bisa menjaga sopan santun. Disini kami mendapatkan keduanya,  ini yang akan menjadi bekal hidup kami. Terima kasih kami ucapkan kepada Pemprov Bali atas kesempatan yang diberikan kepada kami” ujar Sanjaya. Tak hanya itu,  2 orang siswa yang mengalami kekurangan fisik namun memiliki berbagai prestasi juga turut dihadirkan dipodium, yakni Ni Kadek Namiani Tiara Putri diantaranya berprestasi meraih Juara 3 lomba esai tingkat nasional Kemenkum dan HAM RI tahun 2017,  serta Kadek Endra Adi Sastrawan yang berprestasi meraih Juara 3 Lomba Catur Tingkat Kabupaten dalam rangka HUT RI ke 70.
Disisi lain, salah seorang orang tua siswa I Dewa Gede Raka Mahajaya,  saat diminta testimoninya menyampaikan ucapan terimakasi kepada Pemprov Bali yang telah memberikan kesempatan bagi para orang tua kurang mampu untuk mengenyam pendidikan yang lebih layak dan bahkan bisa menjadikan mereka orang yang lebih sukses.
“Saya merasa sangat beruntung bersama para orang tua kurang mampu lainnya,  karena anak-anak kami bisa bersekolah. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menjadikan anak kami sebagai orang.  Jika kami mengasuh sendiri ditengah keterbatasan kami mungkin tidak akan bisa seperti saat ini,” ujar Mahajaya seraya menyampaikan seusai ini anaknya juga kembali bisa mengenyam pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi berkat bantuan beasiswa dari Pemprov Bali.  RED-MB
Editor   : Hana Sutiawati