Pembukaan FKUB

Buka Musyawarah Antar Umat Beragama

Denpasar (Metrobali.com)-

Secara geografis Bali memiliki ukuran yang kecil dan tidak memiliki sumber daya alam sebagaimana daerah lainnya di tanah air. Disamping itu, sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar, budaya Bali yang adiluhung dibangun oleh keberagaman umat beragam, diharapkan dapat dilestarikan dengan melibatkan peranan penting seluruh umat beragama di dalamnya.

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat membuka secara resmi Musyawarah Antar Umar Beragama Provinsi Bali Tahun 2015, bertempat di Ruang Melati, Badan Diklat Provinsi Bali-Denpasar, Selasa (29/09).

Melihat potensi tersebut, Pastika mengajak masyarakat Bali yang sudah sangat heterogen untuk dapat mewujudkan Bali yang berkualitas, dengan cara hidup berdampingan secara harmonis yang nantinya akan memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan pembangunan daerah. “Ibarat pelangi, beragam warna berpadu dengan serasi, sehingga sangat indah dipandang begitu pula dengan umat beragama”, ujar  Pastika.

Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada para rohaniawan, tokoh-tokoh agama serta seluruh umat beragama yang telah memberikan kontribusi penting bagi masyarakat dan daerah Bali. Kedepannya, peran ini diharapkan terus ditingkatkan, mengingat tantangan pembangunan yang semakin kompleks.

Selanjutnya, terkait dengan musyawarah tersebut Pastika berharap anggota forum musyawarah  disamping membahas agenda forum kerukunan umat beragama, juga dapat dibahas mengenai dinamika dan isu-isu penting yang berpotensi mempengaruhi, mengganggu bahkan mengancam kerukunan dan kondusivitas masyarakat Bali. Sehingga dapat menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan untuk mengambil langkah-langkah antisipasi.

Pastika berharap, forum ini dapat terus meningkatkan peran aktifnya bersama komponen lain, mulai dari Pemerintah, TNI/Polri, dunia usaha, perguruan tinggi serta seluruh unsur masyarakat dalam mengupayakan langkah-langkah nyata, untuk mewujudkan tata kehidupan masyarakat Bali yang penuh toleransi dan rasa persaudaran dalam suasana “menyama braya” yang hakiki dalam keberagaman.

Lebih lanjut Plt. Kepala Biro Kesra Setda Provinsi Bali I Nengah Laba, melaporkan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah sebagai wadah dalam menjaga keharmonisan yang telah terbina antar umat beragama utnuk membangun kerahayuan Bali. Selain itu, juga diharapkan dapat bersama-sama menjaga dan menguatkan tatanan nilai-nilai sosial religius dimasyarakat dan menciptakan kehidupan yang kondusif antar umat beragama serta mencari solusi terkait isu-isu yang ada saat ini. 

Pada musyawarah mengangkat sebuah tema yaitu, “Meningkatkan Kualitas Kerukunan dan Kecintaan Lingkungan Hidup, demi Ajegnya Jagat Bali” yang dinilai sangat relevan terhadap kondisi kekinian di Bali. Menurutnya  masyarakat Bali yang sejahtera, adalah masyarakat Bali yang hidup rukun dan harmonis dalam lingkungan alam Bali yang indah dan lestari.

Selanjutnya, Ia juga melaporkan bahwa musyawarah yang diselenggarakan selama dua hari mulai 29 September-30 September 2015 ini, mengambil tempat di Kantor Badan Diklat Provinsi Bali, dengan diikuti oleg 60 orang peserta, berasal dari Instansi Pemerintah yang membidangi  Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Pengurus FKUB Provinsi Bali, serta utusan Kabupaten/Kota se-Bali. Sedangkan para pemakalah dalam kegiatan ini, datang dari tokoh-tokoh umat beragama Hindu, Islam, Budha, Konghuchu, Katolik dan Protestan.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Inspektur Provinsi Bali, Perwakilan Bupati/Walikota se-Bali,  KetuaFKUB Provinsi Bali, Para Ketua Majelis Agama Tingkat Provinsi Bali serta undangan lainnya. AD-MB