ceamah gubernur di rapim kodam udayanaDenpasar (Metrobali.com)-

Peristiwa Puputan Margarana dan cerita perjuangan I Gusti Ngurah Rai memang telah terjadi 70 tahun yang lalu, tetapi rekaman dan kisah perjuangan tersebut tetap melekat di hati sanubari dan tetap mengiang di telinga rakyat Bali, sampai kapanpun nanti. Darah ksatria dan nilai-nilai perjuangan kearifan lokal yang diwariskan I Gusti Ngurah Rai, seperti rasa jengah, wirang, dan sutindih, yang diaplikasikan dalam semangat puputan, harus tetap mengalir deras pada setiap nadi para generasi saat ini, penerus cita-cita pembangunan bangsa. Demikan disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya yang disampaikan pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) Kodam IX/Udayana, di Aula Pertemuan Lantai III, Makodam IX/Udayana, Denpasar, Jumat (22/1).

“Semangat dan nilai-nilai perjuangan tersebut harus terus berkobar dari jiwa seluruh komponen masyarakat Bali dalam melawan penjajahan masa kini, yang bukan lagi berwujud kolonialisme, tetapi penjajahan ideologi, penjajahan ekonomi, penjajahan IPTEK, dan penjajahan budaya,” tegas Pastika. Menurutnya pemerintah daerah berkewajiban membangun masyarakat Bali yang berkarakter, yaitu masyarakat Bali yang cerdas, inovatif,  bermoral dan berperilaku religius, serta patriotik dan memiliki semangat nasionalisme, rela berkorban, cinta dan bangga pada tanah air. Lebih lanjut dijelaskan Pastika, Pembangunan Daerah Bali saat ini telah berpedoman pada lima prinsip dasar (five tracks), yaitu: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pro-growth); Mengurangi kemiskinan (pro-poor); Mengurangi jumlah pengangguran (pro-job); Menjaga kelestarian lingkungan hidup (pro-environment), dan Melestarikan adat dan budaya Bali (pro-culture). Oleh karena itu Seluruh komponen bertanggung jawab terhadap eksistensi Bali melalui peran masing-masing dan sinergi antara Pemerintah Daerah dan TNI, serta seluruh pemangku kepentingan, adalah prasyarat terwujudnya ketentraman dan ketertiban seluruh masyarakat dan ruang wilayah di Provinsi Bali. “Semua harus mampu memberikan kontribusi buat Bali, tidak terkecuali TNI,” tegas Pastika. Di akhir sambutannya Pastika mengharapkan melalui Rapim tersebut dapat dirumuskan langkah-langkah tepat dalam mengantisipasi potensi dan mengatasi setiap permasalahan yang ada. “Saya mengajak jajaran Kodam IX/Udayana, bersama-sama seluruh komponen masyarakat Bali, untuk mensukseskan pelaksanaan pembangunan daerah Bali, mewujudkan masyarakat Bali yang maju, aman, damai, dan sejahtera,” imbuh Pastika.

Sementara itu Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI M. Setyo Sularso menjelaskan bahwa kegiatan Rapim Kodam IX/Udayana yang mengambil tema Tingkatkan Loyalitas, Moralitas, dan Integritas guna mewujudkan Prajurit Kodam IX/Udayana yang kuat, hebat, profesional dan dicintai rakyat, merupakan sarana penyampaian petunjuk dan kebijakan pimpinan Kodam IX/Udayana dalam melaksanakan program kerja selama kurun waktu satu tahun kedepan serta menyamakan visi misi dan persepsi dalam upaya meningkatkan hasil kerja. Menurut Sularso, dalam Rapim yang diikuti oleh 76 Pimpinan TNI AD di lingkungan Kodam IX Udayana tersebut, memang diarahkan untuk mengevaluasi program kerja dan anggaran tahun 2015 serta penyampaian pokok – pokok kebijakan pimpinan TNI AD oleh Pangdam IX/Udayana dalam rangka menghadapi tugas – tugas mendatang sehingga mampu mengatasi permsalahan yang mungkin muncul kedepannya. Ia juga menambahkan bahwa sasaran yang ingin dicapai dalam Rapim tersebut adalah terwujudnya kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak dalam pelaksanaan tugas dan juga meningkatnya pemahaman dan kemampuan peserta Rapim dalam melaksanakan program kerja sehingga program kerja tersebut dapat tercapai secara maksimal.

Dalam Rapim tersebut juga diserahkan cenderamata oleh Pangdam IX/Udayana yang diterima langsung oleh Gubernur Pastika, yang kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. AD-MB