Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika minta proyek Geothermal di Bedugul dihentikan. Penghentian ini atas pertimbangan teknis dan sosial budaya. Hal itu dikatakan Mangku Pastika kepada awak media di kantor gubernur, Selasa kemarin.

Mangku Pastika menegaskan, setelah pernyataan pengehentian ini, pihaknya minta tidak lagi ada pernyataan pro dan kontra masalah geothermal. Ini bukan yang pertama kali saya menolak rencana Geothermal di Bedugul, tetapi sudah kedua kalinya. Namun, pernyataan penghentian ini belum resmi. “Jika pusat meminta secara resmi geothermal dibangun, maka saya akan menolaknya secara resmi pula,” katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Ir. Jero Wacik ngotot membangun Geothermal di kawasan Bedugul. Keinginan Jero Wacik ini banyak ditentang oleh tokoh  tokoh di Bali.

Soal penyedian listrik di bali tak masalah, kata Mangku Pastika sudah dibuat kabel bali crosing dengan kekuatan listrik 3200 MW di tahun 2025.  Geothermal dari perhitungan ekonomi memang sangat menguntung. Akan tetapi siapa bisa jamin tidak ada dampak lingkungan. Satu titik bor menghabiskan 4 hektar tanah. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi listrik di Bali  adalah Celukan Bawang dengan pembangkit listrik menggunakan batubara. Untuk penyediaan listrik, Kita perlu bekerjasama dengan daerah lain di luar Bali. Mudah mudahan tahun 2013 sudah dibangun satu kabel dengan kekuatan 1.20 MW.

Ia mengatakan, banyak hal yang perlu dibenahi tahun 2012. Antara lain persoalan infrastruktur, keamanan, lingkungan, masalah lalu lintas, dan kebersihan. Namun, angka kemiskinan menurun, 4,2 persen. Indek kualitas lingkungan meningkat, menjadi N0 3 di Indonesia.

PT Jamkrida dan JKBM tahun 2012 sudah berjalan dengan baik. Khusus jamkrida keberadaanya untuk mengantisipasi rentenil. Di bidang birokrasi tidak akan menambah pegawai baru. Untuk Jalan tol pemprov Bali berinvestasi Rp 100 milyar.

Bidang pendidikan, SMP dan SMA baik negeri maupun swasta dibantu pemprov. Pemprov Bali juga punya SMA Bali Mandara, setiap siswa dibantu 20 juta pertahun.

Ditambahkah, Bali telah berhasil menyelenggarakan KTT Asean. Keberhasilan ini telah menjadi buah bibir di tingkat nasional. Beda dengan KTT di luar negeri. Di LN KTT Asean itu menyeramkan. Sepertinya gawat. Tetapi di sini (Bali) berjalan santai dan nyaman.

Pada tahun 2011 buta aksara masih tinggi. Pada tahun 2012 buta aksara bisa diminimalkan. Sedang di bidang infrastruktur jalan belum bisa diperbaiki karena masalah teknis. Bukan masalah baget (anggaran). Faktor lain yang menyebankan kerusakan jalan adalah cuaca. Masalah teknis, di mana belum ada pengusaha di daerah bali memiliki alat yang lengkap. Di bidang transportasi, trayek Sarbagita banyak mendapat sambutan yang positif. Bus sarbagita berjalan sangat bagus. Rata rata 500 orang perhari. SUT-MB