Gubernur Koster : Pulangkan Wisatawan yang Melecehkan Bali
Gubernur Bali Wayan Koster menginstruksikan agar dipulangkan saja jika sampai ada wisatawan asing yang kembali berani melecehkan tempat-tempat suci ketika berwisata ke Pulau Dewata.
“Untuk ke depan, kalau ada wisatawan yang seperti itu lagi, harus pulangin aja, sudah tidak tertib datang ke Bali. Kami akan warning begitu,” kata Koster usai mengikuti Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Selasa.
Pernyataan Koster tersebut menanggapi dua wisatawan asal Republik Ceko yakni Idenek Slavka (25) dan Sabina Dolezalova (25) yang berbuat tak senonoh melecehkan palinggih (bangunan suci) di Pura Beji Monkey Forest, Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Mereka nekat membersihkan bokong dan alat vital di pancuran dalam salah satu palinggih di pura tersebut, lalu videonya diunggah melalui instagram.
“Saya juga sudah minta dinas pariwisata untuk menginventarisasi terkait penyelenggaraan kepariwisataan, yang terkait melecehkan ataupun memberikan kesan tidak baik terhadap citra pariwisata,” ucapnya.
Selain itu, Koster mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat juga harus berperan ikut mengawasi dan menjaga tempat-tempat suci yang dikunjungi wisatawan.
“Jangan masyarakat mentang-mentang untuk pendapatan, jadinya kita terlalu longgar dan membiarkan berperilaku kurang bermartabat yang dilakukan wisatawan,” ucapnya sembari meminta agar pengawasan juga diperketat.
Terkait perilaku pelecehan tempat suci tersebut, menurut dia, tidak cukup diselesaikan hanya dengan menggelar ritual Guru Piduka. Untuk memberikan efek jera, ke depannya bahkan wisatawan yang berani berbuat tersebut harus dipulangkan.
Sebelumnya video tak senonoh bule dari Ceko itu yang berdurasi 10 detik di pancoran palinggih Pura Beji Monkey Forest tersebut diunggah akun instagram sabina_dolezalova_ifbb, Sabtu (10/8) lalu sekitar pukul 12.00 Wita sampai 14.00 Wita. Video pelecehan pelinggih ini pun viral, hingga menuai reaksi dari masyarakat Bali.
Setelah video tersebut viral, pihak Pengelola Objek Wisata Monkey Forest mengecek kebenarannya dan berupaya mencari informasi keberadaan dua wisatawan ini melalui konsulat negaranya di Bali. Mereka pun diminta untuk datang dan melakukan klarifikasi.
Sehari pasca videonya viral, Idenek Slavka dan Sabina Dolezalova akhirnya menyadari kesalahannya, lalu datang menemui prajuru Desa Adat Padangtegal selaku pangempon Pura Beji Monkey Forest, Minggu (11/8) malam sekitar pukul 23.00 Wita. Kebetulan, malam itu Desa Adat Padangtegal menggelar paruman (rapat adat). (Antara)
2 Komentar
Setiap tempat suci hrs dipasang pengumuman dan bila dilanggar hrs diberi sangsi sesuai dg awig2 desa adat dan dituntut scr hukum krn itu sdh melakukan pelecehan. Tempat2 suci spt pancoran yg disucikan hrs dipagari shg tdk setiap orang bs masuk.
Klu kejadian spt ini terulang lg, disamping turisnya yg dihukum, guidenya yg mengantarnya juga harus dihukum, krn peran guide yg tdk mengerti adat istiadat dan budaya hindu, juga penyebab terjadinya spt ini. Karena guide2 dibali kebanyakan orang luar bali bhkn ada yg luar indonesia, disini sy berharap pemerintah daerah, dalam mengeluarkan ijin guide benar2 selektif, jangan asal bisa bahasa langsung dikasi ijin, minimal harus tahu sejarah dan budaya bali dan hindu, biar kejadian spt ini tdk terulang lg! Klu udh terjadi spt ini, dipulangkankan pun ndak akan ada efek jera dan tempat suci udh kadong tercemar! lebih baik mencegah sebelum terjadi, bila perlu, dipintu kedatangan bandara dibuat pengumuman atau diberi brosur tentang apa yg tdk boleh dan apa yg boleh, atau ditempat suci, jangan sama sekali diijikan toris masuk, biar bali benar2 sakral dan suci, jangan krn dolar kita terlena, mari sama2 kita selamatkan bali dr kehancuran.