MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Gubernur Jatim mengantre pesan mobil Esemka

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyempatkan duduk di kursi kemudi mobil Esemka jenis Passenger Car Garuda yang dipamerkan di sela peluncuran HUT Ke-74 Provinsi Jawa Timur di halaman Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Rabu (18/09/2019). ANTARA/Fiqih Arfani/am.

Surabaya (Metrobali.com) –
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut mengantre memesan mobil Esemka yang beberapa saat lalu telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo.

“Mobil Esemka ini bagus dan rencananya saya juga ikut mengantre untuk membeli satu unit,” ujar Khofifah usai melihat dari dekat mobil Esemka yang dipamerkan di sela peluncuran HUT ke-74 Provinsi Jawa Timur di halaman Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Surabaya, Rabu.

Pada kesempatan tersebut, Khofifah menyempatkan duduk di kursi kemudi mobil Esemka jenis Passenger Car Garuda bersama Ketua TP PKK Jatim yang juga istri Wakil Gubernur Jatim Arumi Bachsin.

Di tempat sama juga dipamerkan mobil jenis komersial pick up Bima yang merupakan milik PT Solo Manufaktur Kreasi Jawa Tengah.

“Meski Esemka ini ada di luar Jatim, namun pengembangan sektor otomotif bisa dikembangkan di sini, seperti diproduksi di beberapa kawasan industri di Jatim,” ucap mantan Menteri Sosial tersebut.

Tak itu saja, Khofifah juga memuji mobil listrik karya mahasiswa Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya jenis Lowo Ireng Reborn yang disebutnya mirip Batmobile milik Bruce Wayne (Batman), yang juga dipamerkan di halaman kantor gubernur.

“Kali pertama melihat mobil ini, cuma terlintas satu kata. Keren, mirip seperti Batmobile, mobil tunggangan Bruce Wayne a.k.a Batman,” katanya.

Lowo Ireng Reborn sejatinya bukan mobil baru karena pada 2014 mobil Lowo Ireng sudah diluncurkan, namun saat itu bahan bakar yang digunakan masih bensin.

Kemudian, tahun 2019 ini mobil tersebut dikembangkan menjadi mobil listrik sehingga namanya berubah menjadi Lowo Ireng Reborn.

Lowo Ireng diambil dari bahasa Jawa yang berarti kelelawar hitam dan memiliki kecepatan lebih dari 160 kilometer per jam.

Seementara itu,  Khofifah juga meminta ITS lebih mengembangkan karya otomotif sehingga bisa diterima di industri otomotif dan diproduksi secara massal.

Ia berharap mobil jenis baru itu tidak berhenti sampai uji coba dan pameran atau hanya diikutkan perlombaan saja, tapi perlu komitmen mengembangkan sampai produksi massal dengan berbagai persyaratan dibutuhkan.

“Apabila kendaraan listrik di Indonesia diproduksi massal maka banyak efek positif yang dirasakan. Seperti mengurangi impor terhadap energi bahan bakar fosil secara signifikan dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Lalu, kualitas udara akan jauh lebih baik dan lebih ramah lingkungan,” katanya. (Antara)