Keterangan foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat menutup Festival Seni Bali Jani II “Candika Jiwa Puitika Atma Kerthi” di Gedung Ksirarnawa Art Center, Sabtu (7/11/2020)/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Festival Seni Bali Jani yang digagas Ny. Putri Suastini Koster tahun lalu merupakan wadah bagi seniman modern untuk menuangkan apresiasi dan inovasinya yang kreatif dalam berkarya untuk memajukan kesenian, sekaligus melestarikan budaya Bali. Untuk mensinergikan dan mengkolaborasikan antara seni tradisi dan seni modern yang masing-masing di wadahi ke dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Festival Seni Bali Jani (FSBJ), maka Gubernur Bali memperkuat keberadaannya ke dalam payung hukum yang tertuang ke dalam Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.

Hal ini merupakan langkah konkrit Gubernur Wayan Koster dalam melindungi karya masyarakat Bali karena budaya adalah keunggulan Bali, mengingat Bali dengan jumlah penduduknya yang hampir 5 juta jiwa tidak memiliki kekayaan alam seperti batu bara, minyak bumi, emas, pertambangan dan lainnya.

“Festival Seni Bali Jani adalah ruang dan wadah yang disiapkan bagi pencinta seni Bali sebagai upaya bersama dalam memperkuat dan memajukan budaya yang ada di Provinsi Bali. Baik seni tradisi dan juga seni modern sama-sama memiliki gengsi yang berkualitas dalam kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam peradaban dunia, apalagi Bali dikenal ke kancah internasional karena budayanya yang kuat dan adi luhung sehingga akan terus berkembang berkelanjutan dan menjadi keunggulan Bali di tingkat nasional maupun internasional,” kata Gubernur Bali Wayan Koster saat menutup Festival Seni Bali Jani II “Candika Jiwa Puitika Atma Kerthi” di Gedung Ksirarnawa Art Center, Sabtu (7/11/2020).

Menurutnya, Di tengah globalisasi yang semakin kuat budaya sebagai keunggulan Bali diharapkan tidak akan pernah habis dan seluruh komponen yang menggeluti seni semakin menunjukkan kualitas karyanya, terutama generasi muda mau bangkit dan bergeliat membangun ekosistem dalam berkesenian, baik dalam jenis tradisional ataupun modern. “Jangan pernah bosan dalam membangun seni dan budaya di Provinsi Bali sehingga mampu membangun eksistensi dan daya saing yang menjadi sumber kehidupan di masa yang akan datang. Dengan lahir dan munculnya karya inovatif dan kreatif, maka diyakini juga akan muncul individu-individu yang memiliki gagasan kaya dengan ide-ide baru,” tutur Gubernur Koster.

Melalui Festival Seni Bali Jani maka jejak sejarah Bali sebagai pusat peradaban dunia yakni Padma Bhuawana akan kembali mengukuhkan kesenian budaya Bali melalui karya inovasi dan kreativitas generasi muda, seniman, kurator dapat terwujud sehingga melalui dialog dan forum diskusi diharapkan mampu menumbuhkan semakin baiknya komunikasi seni di tengah masyarakat yang heterogen, sekaligus menjadikan sejumlah pihak terkait dapat menjadi semakin terbuka dan akomodatif dalam berkoordinasi dengan seniman. “Gunakan panggung ini dengan maksimal untuk mengkolaborasikan kesenian secara kolektif dan berkelompok sehingga mutu dan kualitas yang tampil juga mampu berdaya saing di tingkat yang lebih tinggi,” kata Gubernur Koster.

Gubernur Bali Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali menambahkan bahwa salah satu ciri peradaban bangsa yang maju adalah banyaknya penulis buku yang berkualitas yang lahir di daerah tertentu. Dan pihaknya meminta agar pada pelaksanaan Festival Seni Bali Jani yang ketiga di tahun 2021 mendatang diisi dengan pameran buku bertaraf internasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. I Wayan Adnyana menyampaikan bahwa Festival Seni Bali Jani II dilaksanakan dalam rangka pemajuan seni modern, kontemporer dan karya-karya bersifat inovatif dengan mengusung tema “Candika Jiwa Puitika Atma Kerthi” yang bermakna semesta kreativitas terkini dalam mencandikan jiwa spirit, taksu atau ide-ide cemerlang dalam platform konsep eksplorasi, eksperimentasi, lintas batas, kontekstual dan kolaborasi.

Delapan (8) hari pelaksanaan Festival Seni Bali Jani II sebagai momentum penting lahirnya seni vitual secara masif dengan dukungan 295 peserta dari delapan jenis lomba, terlibat 1000 seniman dalam 45 komunitas pagelaran dan menyertakan 45 perupa dan 1 komunitas mural di dalam pameran Megarupa. Sekaligus terdapat juga sebanyak 17 penerbit buku pada beranda pustaka dengan 341 persentasi judul baik fiksi ataupun non fiksi, dan tidak ketinggalan juga ditetapkannya 10 tokoh dari lintas daerah yang berdedikasi sebagai penerima Bali Jani Nugraha 2020 yang di apresiasi dan diakui prestasi dan dedikasinya.

Pada penutupan Festival Seni Bali Jani II tahun 2020 juga tampil Ny. Putri Koster berkolaborasi dengan Balawan yang membawakan puisi berjudul “AGUSTUS” disamping tampil juga Adilango bertajuk “Alun Bali Bangkit” yang dibawakan oleh Sanggar Rare Sejati berkolaborasi dengan sejumlah seniman Bali.