GUBERNUR Bali Made Mangku Pastika sangat memuji kepiawaian Mayor Jendral TNI (Purn) Putu Sastra Sastra Wingarta, S.IP,M.Sc dalam menguntai kata-kata dalam puisi. Sang Jendral Puisi. Minggu (9/9) sekira pukul 19.00 wita tampil membawa puisi puisinya yang jenaka, akan tetapi penuh dengan makna, kritis dan jenaka.

‘’Seorang prajurit sejati adalah  terus menulis puisi, di tengah tengah kesibukannya dalam tugas tugas militer, maupun tugas tugas sipil setelah purna bakti, sang prajurit sejati bekreasi menguntai kata-kata,’’ kata Mangku Pastika dihadapan para pencinta sastra.

Mangku Pastika merasa kagum akan karya Sang Jendra Puisi ini. Bagaimana gampangnya seorang prajurit bertugas di tengah situasi seperti ini. Puisinya (baca: Sang Jendra) saya baca. Ia menulis puisi dengan sangat jenaka. Itulah ciri seorang seniman  yang menyampaikan sesuatu dengan jenaka tetapi sesungguhnya maknanya dalam sekali. ‘’Dan, saya bukan seniman oleh karena itu yang saya pilih mungkin bukan puisi, tapi semacam curahan hati.  Curahan hati pada saat saya selesai oprasi,’’ kata Pastika.

‘’Pertama begitu saya sadar dan mulai bisa menulis, saya tulis jadwal operasinya,’’ katanya. Beginilah curahan hati saya:

Terimakasih Tuhan

Tuhan terimakasih atas hidupku hari ini ,

Terimakasih atas kasihmu padaku,

Terimakasih atas kesempatan yang diberikan padaku, untuk meneruskan semua dharma di dunia ini , untuk memperbaiki segala kesalahanku pada masa lalu.

Tuhan ajari aku untuk berterimakasih padamu dan semua orang orang yang telah membantuku,

Tuhan ajari aku untuk rendah hati, tidak sombong , tidak amarah, tidak benci,dan tidak dendam,

Tuhan ajari aku untuk mampu bekerja tanpa pamrih, ajari aku untuk mengasihi semua orang dan bahagia jika melihat orang lain bahagia dan berhasil tanpa rasa iri hati apalagi sakit hati ,

Tuhan ajari aku untuk berbuat sebesar besarnya kebaikan untuk sebanyak banyaknya orang,

Tuhan sekali lagi terimakasih .

 

‘’Waktu itu saya merasa ada sesuatu yang harus saya hargai yaitu tarikan nafas, kita dari kecil lahir sampai sekarang bernafas begitu saja  tidak pernah memaknai tarikan nafas itu’’.

Tarikan Nafas

Setiap tarikan nafas adalah anugrah

Setiap  tarikan nafas adalah kehidupan ,

Setiap tarikan nafas adalah kesempatan,

Setiap tarikan nafas adalah atman,

Setiap tarikan nafas adalah kemuliaan ,

Setiap tarikan nafas adalah pertolongan ,

Setiap tarikan nafas adalah keindahan

Dan setiap tarikan nafas adalah kehidupan .

 

Kemanakah Kita?

Akan kemanakah kita,

Ketimur ke Utara ke Barat atau ke Selatan,

Ataukah kita tetap ditempat?

Akan kemanakah kita membawa kehidupan ini , membawa kesempatan yang diberikan Tuhan

Akan kemanakah kita ?

Akankah kehidupan kita akan bermanfaat ?

Akankah kehidupan kita hanya sekedar lewat ?

Akankah kehidupan kita bahkan menjadi berkat atau hanya menjadi maksiat

Pikirkan dengan baik dan ambilah langkah pertama dengan etikat baik, tujuan positif dan jangan berego,

Hidupku adalah Indonesia ,

Darah dagingku adalah Bali,

Nafasku adalah Satyam, Siwam, Sundaram

RADHA-MB