Gubernur Apresiasi Semangat Yadnya
Denpasar (Metrobali.com)-
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi semangat beryadnya Krama Hindu di Bali. Apresiasi tersebut ditunjukkannya dengan meluangkan waktu menghadiri sederetan undangan upacara yadnya yang digelar di sejumlah tempat. Setelah berturut-turut pada Senin (5/8) dan Selasa (6/8) menghadiri rangkaian Upacara Yadnya di Pecatu Kabupaten Badung, Selat Karangasem dan Desa Kapal Mengwi Badung, Rabu (7/8), Gubernur Mangku Pastika menghadiri Upacara Mamukur lan Mapandes yang digelar Keluarga Besar Jero Kajanan Kerobokan Pamecutan Badung.
Manggalaning Karya AA.Ngurah Gede Sujaya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Gubernur yang didampingi Ny.Ayu Pastika beserta sejumlah pimpinan SKPD. Dijelaskannya, upacara mamukur menyertakan 42 sekah dan mapandes diikuti 11 peserta. Selain keluarga besar Jero Kajanan, upacara juga diikuti krama lainnya. Ngurah Sujaya yang juga menjabat sebagai Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali ini berharap, kehadiran Gubernur bisa menyempurnakan yadnya yang digelar keluarga besarnya. DA-MB
11 Komentar
SHANTI BALIKU,,,!!!!
dije ye Py sing taen ngenah ke banjar2 menghadiri upacara masal spt yang dulu dia lakukan…??..hahahah hanya pencitraan semu…
@prof kancil,,,PY be sg juari pesu bes wayah san tuturne pidan, jani lek sajan ye,,
@all,,,jgn terlalu di pusing kan PY dan CR,,,mereka semua lempar batu sembunyi tangan,,,plan2 pasti ketahuan,,,,MP dan Pak sudikerta maju terus dan tetap berkarya,,,,utk Bali ,,,Rakyat Bali menunggu aksi2 anda
“Gubernur Mangku Pastika menghadiri Upacara Mamukur lan Mapandes yang digelar Keluarga Besar Jero Kajanan Kerobokan Pamecutan Badung”
Gubernur merupakan pejabat publik, tindak tanduknya merupakan bagian dari kebijakan publik. Rakyat sebagai pembayar pajak berhak tahu dasar hukum/aturan yang dijadikan rujukan oleh Gubernur untuk menghadiri sebuah acara pribadi ataupun kelompok. Hal ini sangatlah penting agar tindkaan Gubernur sebagai pejabat publik bisa dipertanggungjawabkan, dengan harapan rakyat bisa diperlakukan dengan adil.
Mudah-mudahan media kita, termasuk Metrobali bisa membantu publik/ masyarakat dengan berita yang mencerdaskan. Berita yang memberikan gambaran jelas mana tindakan Gubernur dan mana tindakan pribadi orang yang sedang menjabat sebagai gubernur. Mana ranah publik dan mana ranah private. Terimakasih
Salam adil dan lestari
@chess poin, komen ente sing jelas apa metakon ape suba nawang – yen sube karuan keto ngujang dini uyut to tuntut gebernure ato lapor ke kpk pang seken ban ente. Jeg serem gen ente lebihan ken profesor hukum…
@Pak Dewa Singkarwan yang baik hati. Tidak perlu menjadi profesor hukum untuk memahami ini. Saya juga tidak perlum membawa hal ini ke KPK, saya hanya melihat ada yang salah kaprah saja. Pejabat publik bukan hanya gubernur, termasuk didalamnya bupati, presiden,dll.
Rancunya urusan publik dan urusan privat berdampak kurang baik dalam penyelenggaraan negara.
Berita ini salah satu contoh saja. Banyak berita-berita lain yang bisa dijadikan contoh tentang rancunya media menempatkan seseorang hadir sebagai penjabat publik atau sebagai pribadi.
Dari berita di atas, Kehadiran Bapak Made Mangku Pastika merupakan kehadiran pribadi (kundangan/ melayat)) kepada sahabat/ kenalan beliau, diantaranya Bapak AA.Ngurah Gede Sujaya , (Bukan korelasi kerja antara gubernur dengan Kadis).
salam damai dan rahayu
@chess point : artinya tindakan gubernur yang dilakukan itu karena pejabat Publik bukan tindakan pribadi yang tidak bisa menerima Fee demikian bossss ?
@Kuluk-Ktm. Kehadiran Gubernur berimpilkasi dengan ABPD, disana pos-pos anggarannnya diatur.. Jika kehadiran Bapak Made Mangku Pastika dalam berita diatas dinyatakan sebagai kehadiran Gubernur, maka Kuluk-Ktm suatu hari nanti bisa minta Gubernur Bali hadir saat punya hajatan. Kalau Gubernur tidak hadir maka Kuluk-Ktm berhak komplin karena sebagai warganegara tidak meperoleh pelayanan yang sama. Begitulah logika sederhanannya bossss
salam hangat dari saya
chess point : Minal Aidzin Walfaizin, mohon maaf lahir dan batin, semoga sekeluarga diridoi berkah dan sejahtra, jangan lupa ya blac berry-nya
Saya kira benar apa yg di sampaikan chess point,Media harus jelas memposisikan mana yg pribadi dan mana sbg Pejabat publik,jangan sampai pembaca salah mengartikan shg jadi polemik,Desa saya pernah di kunjungi MMP bulan lalu dalam acara Ngaben Masal dan MMP dgn jelas menyatakan bahwa kedatanganya adalah Pribadi bukan sebagai Pejabat Publik/Gubernur dan Sudah semestinya Pejabat Publik tahu mana yg bersifat pribadi dan mana sbg pejabat publik.sukseme.