Gubernur Apresiasi Paruman Agung Paiketan Puri se-Bali

Gubernur Apresiasi Paruman Agung Paiketan Puri se-Bali

Gianyar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi terbentuknya paiketan puri se-Bali, karena menurutnya budaya paruman seperti inilah yang perlu dilestarikan guna mengingat jati diri, dan keberadaan sastra-sastra agama terutama pada era globalisasi seperti saat ini. Untuk itu para penglingsir puri diharapkan bisa memberikan tuntunan-tutuntunan sebagai contoh kepada krama Bali, baik dari cara bersikap, perilaku maupun tata cara menjalankan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pemikiran-pemikiran yang baik sehingga tidak terjadi kehancuran khususnya di Bali.

Pastika juga berharap seluruh masyarakat bisa melaksanakan kewajiban sesuai tugasnya masing-masing, demi terciptanya kesejahteraan masyarakat Bali. Demikian disampaikannya dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri acara Paruman Agung Paiketan Puri-Puri se-Bali di wantilan Puri Agung Peliatan, Ubud, Gianyar, Minggu (13/9).

Paruman Agung yang dilaksanakan, diharapkan Pastika bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bisa dipergunakan sebagai dasar dalam membangun Bali, sehingga Bali bisa maju, aman, damai, dan sejantera. Karena menurutnya, Bali yang Mandara (red : besar, agung) tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan dari seluruh lapisan mayarakat di Bali.

Hal senada disampaikan Sudikerta, yang menyatakan Pemprov sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai bentuk pelestarian adat, budaya dan agama yang ada di Bali. Dukungan itu bisa dilihat dari banyaknya bantuan-bantuan yang sudah digelontorkan kepada desa adat, lembaga, kelompok maupun individu.

Untuk itu Sudikerta mengharapkan warga puri juga ikut andil berperan serta mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Ia juga berharap masyarakat jangan mengeksklusifkan pasemetonan/paiketan semata, karena menurutnya pasemetonan hanyalah satu bentuk bhakti kepada leluhur.  Sebaliknya, paiketan diharapkan bisa memperkuat keberadaan Bali. Kepada warga paiketan, Wagub berharap anggotanya bisa menjaga soliditas dan kebersamaan.    

Menurut Ketua Panitia Paiketan, Tjokorda Gde Putra Nindia, Puri-Puri di Bali yang awalnya menjadi penguasa di masing-masing daerahnya di Bali, dan kini keberadaannya yang sudah berada dibawah NKRI diharapkan bersatu. Bukan untuk kembali berkuasa, tetapi sebagai pusat seni dan budaya.

Ia menjelaskan paiketan yang dibentuk bertujuan untuk menyatukan puri-puri yang ada di seluruh Bali berdasarkan pikiran-pikiran yang baik, bisa kembali mengangkat harkat dan martabat puri-puri di Bali, dan berdasarkan asas saling asah, asih, asuh dan paras paros sarpanaya.

Menurutnya kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat dan masukan-masukan dari masing-masing puri juga sangat dihargai dalam paiketan tersebut, demi kemajuan Bali. Ia juga menjelaskan paiketan akan mengadakan sidang paruman untuk membahas AD/ART, dan selanjutnya untuk disebarluaskan ke penglingsir-penglingsir Puri se-Bali.

Paruman juga dihadiri Ketua II Forum Keraton dan Kerajaan se-Nusantara, Sekjen Silatnas, Perwakilan kerajaan dan keraton se-Nusantara, Perwakilan DPRD Provinsi Bali, Unsur TNI-Polri, Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pekramaan, dan Ketua Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB). AD-MB