Denpasar (Metrobali.com)-

Filosofi Mahatma Gandhi sangat relevan diterapkan di Bali dalam mengelola pembangunan. Ajarannya seperti Ahimsa yang artinya jangan membunuh, Satyagraha yaitu berjuang untuk kebenaran dan Swadesiberarti cintai tanah kelahiran kita, sudah banyak diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat di Bali. Demikian disampaikan Gubernur Made Mangku Pastika pada saat menghadiri peluncuran buku Memorial Mahatma Gandhi berjudul “Keagungan Kepemimpinan Gandhi” yang ditulis oleh Pascal Alan Nazareth yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh DR. I Gede Suartana.

Sebagai pribadi, Gubernur Pastika mengaku dari kecil sangat mengidolakan Mahatma Gandhi beserta ajarannya. Sehingga ketika dapat kesempatan meluncurkan buku tentang Mahatma Gandhi, Pastika begitu antusias mengajak masyarakat terutama kawula muda untuk menerapkan ajaran Gandhi dalam segala aspek kehidupan. . Pastika juga memuji keputusan Gandhi yang meninggalkan kehidupan nyamannya di Afrika Selatan, untuk kembali ke India dan membela bangsanya dari penjajahan Inggris. “Saya yakin tidak semua orang berani mengambil langkah tersebut, hanya Pahlawan sejati yang mampu,” lanjut Gubernur . Peluncuran buku ini sebenarnya merupakan kali kedua setelah sebelumnya sudah diluncurkan oleh Wakil Presiden Boediono di Jakarta pada 2 Oktober 2012 di Jakarta.

Pastika memaparkan bahwa konsentrasi Pemerintah Provinsi Bali adalah mengurangi angka kemiskinan di Bali yang masih cukup tinggi. Menurutnya, ajaran Gandhi yaitu Swadeshi menjadi pedomannya untuk mesejahterakan masyarakat dan mencintai tanah leluhurnya.

Momen peluncuran ini juga diharapkan bisa memperkuat tali persaudaraan antara Indonesia khususnya Bali dengan India, karena sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu. Sementara Gurjit Singh, Duta Besar India untuk Indonesia, sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Gubernur Bali atas kehadirannya dalam acara tersebut. Dia mengatakan bahwa Gandhi merupakan simbol kebanggaan masyarakat India. Dia juga sangat yakin bahwa filosofi Gandhi hingga saat ini masih menjadi inspirasi bagi masyarakat di dunia. Alasan pemilihan Bali sebagai tempat peluncuran buku yang ke dua ini karena mengingat hubungan baik yang terjalin selama ini dan latar belakang masyarakat keduanya ada kemiripan.

Ada kejadian menarik dalam acara peluncuran itu. Gubernur sempat melihat salah satu foto Gandhi dalam pameran foto yang mengenakan “capil”, topi petani di Bali. Gubernur lantas menjelaskan kepada Duta Besar bahwa dia sering mengenakan topi itu ketika bertugas mengunjungi desa-desa di Bali. Gubernur lantas memperlihatkan foto-fotonya dan memberikan kenang-kenangan berupa ‘capil’ kepada Dubes India dan pengarang buku, Pascal Alan Nazareth.

Selain Dubes India, hadir pula dalam kesempatan itu Konjen India di Bali, Amarjeet Singh Takhi, Konjen Jepang di Bali, Kazuo Shibata, para sulinggih, budayawan dan komunitas India di Bali. TAR-MB