Foto: Para pembicara dalam Program Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga bagi Masyarakat “Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaran Pendidikan” di Auditorium Perdiknas Denpasar, Rabu (30/9/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali menggelar Program Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga bagi Masyarakat “Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaran Pendidikan” di Auditorium Perdiknas Denpasar, Rabu (30/9/2019).

Acara yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan di Bali ini merupakan bagian dari Progam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan menggandeng GTS Institute Bali.

Progam ini menghadirkan narasumber Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah  Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., dengan materi Delapan Fungsi Keluarga, Ketua Perdiknas Dr. A.A. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos. M.Si., menyampaikan materi Komunikasi yang Efektif bagi  Anak.

Pembicara lainnya dari kalangan psikolog yakni AA. Ketut Sri Wiraswati, M.Psi., dengan materi Pengasuhan Anak dan Made Padma Dewi Bajirani, M.Psi., menyampaikan materi Penumbuhkembangan Kreativitas Anak dan Remaja.

“Ini merupakan program Kemendikbud yang sejalan dengan program GTS Institute Bali,” kata Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah  Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.

Ia menyampaikan sebenarnya keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mempunyai peran penting dalam pendidikan anak untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.

Perkembangan anak sangat di pengaruhi oleh pengasuhan dan pendidikan yang diterapkan dalam keluarga. “Lembaga pendidikan yang pertama dan utama adalah keluarga,” ujar Tini Gorda yang juga mantan Ketua Perdiknas ini.

Bentuk Karakter GTS

Konsep pelibatan keluarga dalam pendidikan ini sejalan dengan konsep yang dicetuskan Tini Gorda yakni GTS (Good-Trustworthy-Smart) yang dijalankan lewat berbagai program di GTS Institute Bali. Salah satunya lewat acara ini.

“Kita ingin membentuk karakter anak baik dan taat (Good) dapat dipercaya (Trustworthy) dengan sebuah komitmen yang dilakukan secara konsisten lalu adaptif, kreatif dan inovatif (Smart), sehingga lahirlah generasi emas,” imbuh Tini Gorda yang juga Ketua Umum BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini.

Selain itu faktor lingkungan masyarakat dan satuan pendidikan juga berperan dalam perkembangan anak.  Karenanya kemitraan antara keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat diharapkan menjadi suatu langkah dalam mendukung perkembangan anak secara optimal.

“Perlu dibangun ekosistem pendidikan yang mampu menumbuhkembangkan karakter dan budaya berprestasi anak. Harus ada komunikasi dan koordinasi dalam keluarga agar karakter anak yang belum sempat dikuatkan di rumah bisa dikuatkan di sekolah,” ujar Tini Gorda yang juga Ketua Umum IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

Bangun Komunikasi Efektif di Keluarga

Ketua Perdiknas Denpasar Dr. AA. Ngr. Eddy Supriyadinata Gorda, S.Sos. M.Si.,pun  mengapresiasi apa yang dilakukan GTS Institute Bali ini.  “Sebab penguatan pendidikan dalam keluarga menjadi hal yang vital, dan hal ini juga strategis dalam menyiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045,” kata akademisi yang akrab disapa Gung Eddy ini.

Perdiknas pun mendukung penuh progam-program GTS Institute Bali seperti Progam Pengembangan Karakter Emas Calon Ayah dan Ibu dan Sekolah Calon Ayah dan Ibu.

Sementara itu dalam kesempatan ini Ketua Perdiknas ini juga menyampaikan materi tentang Komunikasi yang Efektif bagi  Anak. Menururnya sangat penting bagi orang tua untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dan efektif dengan anak-anak mereka.

“Komunikasi yang terbuka dan efektif tidak hanya bermanfaat untuk anak-anak, tetapi juga bagi setiap anggota keluarga,” katanya.

Hubungan antara orang tua dan anak-anak terjalin dengan sangat baik ketika ada komunikasi yang efektif. “Secara umum, jika komunikasi antara orang tua dan anak-anak mereka baik, maka hubungan mereka juga baik,” ujar Eddy Supriyadinata Gorda.

Sementara itu Program Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga bagi Masyarakat ini juga dirangkai dengan acara “Mengenang 26 Tahun Kehilangan Ratyni Gorda” bertajuk “Ratyni Gorda Empati: Cerdaskan SDM Melalui Pelibatan Keluarga”.

Ratyni Gorda almarhum merupakan ibu dari Tini Gorda. Ratyni Gorda adalah istri dari tokoh pendidikan Bali Prof IGN Gorda almarhum. Semasa hidupnya tokoh perempuan Bali dikenal punya konsep-konsep yang kuat mengenai bagaimana membangun keluarga yang baik.

Dukung Visi Presiden Jokowi

GTS Institute Bali punya berbagai progam seperti Progam Pengembangan Karakter Emas Calon Ayah dan Ibu dan Sekolah Calon Ayah dan Ibu. Program fokus mendukung penyiapan generasi emas Indonesia tahun 2045.

Program ini juga sudah mendapatkan dukungan dan diakomodir Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. Drs. Ketut Widnya, MA, M.Phil, Ph.D., ini dipandang sangat strategis.

Sebab menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran bagaimana menyiapkan calon ayah dan ibu yang akan melahirkan calon generasi emas tahun 2045 menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.

Progam-progam GTS Institute Bali ini berangkat dari kegalauan bahwa banyak permasalahan yang terjadi dalam keluarga dan khususnya pada anak-anak.

Progam-progam GTS Institute Bali ini juga selaras dengan Visi Indonesia yang  disampaikan Presiden Jokowi dengan memberikan prioritas pembangunan SDM.

“Kami ingin memutus mata rantai permasalahan anak. Dan kita hanya punya waktu 26 tahun lagi menyongsong generasi emas Indonesia 2045,” pungkas Tini Gorda. (dan)