Ket foto : Penampilan Sekehe Gong Kebyar Taman Kanak-kanak Kumara Swara Pascima IGTKI Kecamatan Denpasar Barat dan Sekehe Gong Kebyar Lansia Werdha Merdangga Sandhi, Yayasan Pembangunan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan turut menghibur pengunjung Pesta Kesenian Bali di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Art Center Denpasar, Rabu (10/7).

Denpasar, (Metrobali.com)-

Gelaran seni terbesar di Bali bertajuk Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI Tahun 2019 dimanfaatkan maksimal oleh Pemkot Denpasar. Ajang seni tahunan ini menjadi wahana unjuk ekspresi seluruh elemen kesenian di Kota Denpasar, tak terkecuali Lansia dan Siswa Taman Kanak-kanak. Dimana, Sekeha Gong Kebyar Taman Kanak-kanak Kumara Swara Pascima IGTKI Kecamatan Denpasar Barat dan Sekehe Gong Kebyar Lansia Werdha Merdangga Sandhi, Yayasan Pembangunan Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan turut menghibur pengunjung Pesta Kesenian Bali di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Art Center Denpasar, Rabu (10/7).

Satu persatu pementasan dikemas apik. Dimulai dari penampilan Sekeha Taman Kanak-kanak Kumara Swara Pascima IGTKI Kecamatan Denpasar Barat Tabuh Ambek Cita Kumara, Tari Kreasi Kumara Wana Giri, serta Dolanan Majukungan.

Sedangkan Sekehe Gong Kebyar Lansia Werdha Merdangga Sandhi, Yayasan Pembangunan Sanur  membawakan Tabuh Pat Gari dan Sendratari Ramayana. Decak tawa penonton diiringi dengan riuh tepuk tangan mengiringi tahap demi tahap pemetasan kedua sekehe ini.

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram didampingi kedua Kordinator Sekehe yakni I Made Kara dan Ni Made Sundri mengatakan, pementasan kali ini merupakan satu-satunya yang menampilkan dua generasi dalam satu panggung, yakni lansia dan siswa TK. “Hanya kami di Denpasar yang menampilkan lansia dan siswa TK dalam satu panggung,” ujar Bagus Mataram.

Pementasan dua generasi ini agar kreatifitas lansia tetap bisa produktif, sekaligus ajang pengenalan seni budaya sejak dini bagi anak-anak. “Dengan menabuh dan menari, maka lansia akan semakin aktif beraktifitas, sedangkan anak-anak semakin mengenali seni sejak usia dini,” imbuhnya. Pihaknya berharap, ke depan Gong Kebyar Lansia dan Gong Kebyar Anak-anak Siswa TK tidak saja dari Denpasar, melainkan dapat diwadahi dalam sajian parade dengan menampilkan duta dari masing-masing kabupaten/kota di Bali.

Bagus Mataram bahkan berharap ke depannya ada parade Gong Kebyar untuk anak-anak TK dan Lansia. “Sehingga kedepanya pelestarian seni budaya dapat mendarah daging di berbagai kalangan masyarakat Bali,” imbuhnya.

Lebih lanjut I Made Kara menjelaskan bahwa saat ini penampilan Gong Kebyar hanya identik denga anak-anak, dewasa dan wanita. Pun demikian, gong kebyar lansia memang sangat jarang. Sehingga dengan mebarung ini diharapkan mampu memberikan dukunga terhadap lansia untuk terus berekspresi.

“Kami sangat berterimakasih atas kesempatan yang diberikan sehingga mampu menghibur pengunjung PKB XLI ini,” jelasnya.

Sementara Ni Made Sundri mengaku bangga dapat menampilkan pementasan Gong Kebyar Taman Kanak-kanak/PAUD. Dimana, penggarapan tabuh dan tarinya juga disesuaikan dengan kemampuan sanga anak. Mengingat anak-anak usia PAUD masih identik dengan bermain. “Kelucuan anak-anak ini ustru memberikan kesan lucu dan mampu mengundang tawa para penonton, selain itu kita juga mendidik anak-anak agar terbiasa tampil dan berani dalam berekspresi,” jelasnya. (Ags/HumasDps).