gde sumarjaya linggih

Denpasar (Metrobali.com)-

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya Bali mengajak para kadernya menunggu keputusan islah antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie agar tidak terjadi perpecahan di daerah.

“Mari kita rapatkan barisan untuk membesarkan partai dan menujukkan bahwa para kader Partai Golkar memang kuat dan mampu menghadapi segala tantangan, baik dari dalam maupun dari luar partai,” kata Pelaksana Tugas Ketua DPD I Partai Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih saat ditemui di Denpasar, Sabtu (24/1).

Politisi yang juga akrab disapa Demer itu juga akan merangkul semua kader Partai Golkar di Pulau Dewata yang pernah membesarkan partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Tetapi perlu kami tegaskan bahwa dalam islah yang dilakukan kedua kubu di Jakarta tidak ada pecat-memecat kader,” ujarnya.

Demer yang merupakan politikus asal Kabupaten Buleleng itu memastikan bahwa jika kubu yang dibelanya, yakni kubu Agung Laksono versi Musyawarah Nasional Partai Golkar Ancol, Jakarta, menang dalam gugatannya maka memastikan merangkul para kader yang ada di kubu Aburizal Bakrie.

Dan jika kubu ARB yang menang maka mempersilahkan merangkul para kader di kubu Agung Laksono. “Terserah mau merangkul atau tidak silahkan saja, yang pasti kami tetap solid untuk membesarkan Partai Golkar,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Sekretaris DPD Golkar Bali, Dewa Made Widiasa Nida sangat menyayangkan adanya pecat-memecat yang dilontarkan oleh Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Kori pada Jumat (23/1).

“Prosedur pemecatan semestinnya tidak bisa dilakukan oleh kader yang ada di bawah, keputusan pemecatan itu ada di pusat. Lagi pula dalam poin islah sudah jelas disebutkan bahwa tidak ada pecat-memecat antarkedua kubu,” ujarnya.

Politikus asal Kabupaten Klungkung tersebut mempertanyakan prosedur pemecatan yang dilakukan oleh Nyoman Sugawa Kori.

“Kalau memang Nyoman Sugawa Kori bisa melakukan pemecatan terhadap kader seperti saya dan Gde Sumarjaya Linggih berarti saya sejajar dengan para tokoh yang ada di pusat yang merupakan sesepuh Partai Golkar seperti Jusuf Kala, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan sejumlah tokoh besar lainnya,” ujarnya.

Selain itu, dia juga menyayangkan Nyoman Sugawa Kori yang dinilai arogan, padahal di sisi lain pihaknya ingin merangkul Nyoman Sugawa Kori karena merupakan kader potensial.

“Nyoman Sugawa Kori semestinya melihat situasi di pusat, jangan pura-pura tidak tahu. Saya tidak mengerti dengan sikapnya apakah karena mendapatkan jabatan yang tidak semestinya sehingga membuat sangat arogan,” ujarnya.

Bahkan Dewa Nida juga menilai bahwa Nyoman Sugawa Kori merupakan orang-orang yang ingin memecah-belah partai. “Semestinya kalau dia berfikir tentang masa depan partai, maka dia wajib merangkul semua kader partai bukan memecah-belah seperti ini,” katanya.

Dewa Nida menegaskan bahwa pascapenujukkan dirinya sebagai Plt Sekretaris DPD Golkar Bali akan merangkul semua kader untuk merapatkan barisan untuk membentuk kepengurusan di tingkat kabupaten.

“Kader-kader untuk mengisi jabatan itu sudah ada, tinggal meresmikan saja melalui Musyawah Daerah dalam waktu dekat ini,” ujarnya.

Jika kubu Agung Laksono menang dalam gugatannya akan merangkul semua kader yang tercecer dan potensial untuk membesarkan Partai Golkar. AN-MB