Festival Layang Layang Bupati  Badung Cup I Digelar di Pantai Munggu

 

Peserta Layang Layang

Para peserta festival layang layang Bupati Badung Cup I

Mangupura (Metrobali.com)-

Kehadiran peserta layang layang, di festival layang layang Bupati Badung Cup I ini  merupakan wujud komitmen kebersamaan dalam kebhinekaan. Festival layang-layang bupati Badung Cup I, lahir, tumbuh dan berkembang berkat rekan – rekan peserta layang layang.

Demikian sambutan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Badung Ir. Made Badra, MM, pada acara pembukaan Festival Layang Layang Bupati Badung Cup I, Kamis (17/8) di Pantai Munggu, Mengwi, Badung.

Festival layang – layang Bupati Badung Cup Pertama mengambil tema : “ dengan semangat kebersamaan dalam kebhinekaan, kita tingkatkan pembangunan Bali yang lebih maju “.

‘’Kita menyadari akan adanya perbedaan, yakni perbedaan asal, perbedaan tradisi lokal, perbedaan cita rasa kreasi / inovasi serta perbedaan warna – warni dan untuk itulah kita merayakan perbedaan pada hari yang cerah ini,’’ kata Giri Prasta.

Dikatakan sebagai destinasi pariwisata internasional, diharapkan melalui event festival layang – layang ini juga dapat menjadi ajang promosi pariwisata sehingga dapat semakin meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Selain itu, festival layang – layang ini juga bertujuan sebagai upaya untuk melestarikan budaya Bali agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra

Yang lebih terpenting lagi, katanya hendaknya kita memandang festival layang – layang Bupati Badung Cup I ini bukan hanya event terkait pariwisata saja, melainkan sebagai momentum refleksi ideologis semangat kebangsaan Indonesia.

‘’Karena kita sadar untuk bertekad membuat suatu komitmen dan tentunya berharap selalu adalah memori saat melihat warna – warni layang – layang di angkasa yakni sebuah kebersamaan dalam kebhinekaan,’’ katanya.

Orang nomor satu di Kabupaten Badung ini mengatakan, ada tiga hal yang perlu diketahui dalam konsep layang-layang, yakni : pertama, membuat atau merakit layang – layang, maka itu ada peristiwa membangun. Kedua, menerbangkan layang – layang itu adalah peristiwa keyakinan diri bahwa kita bisa mencapai cita – cita. Ketiga, menjaga agar layang – layang tetap gagah maka itu adalah peristiwa pengendalian.

Dikatakan, ketiga hal tersebut yakni, membangun, meyakini dan pengendalian adalah bagian tata kehidupan kita yang paling mendasar.

Peserta Festival Layang layang

Dikaitkan dengan kehidupan kita sehari-hari, kata Giri Prasta disadari bahwa manusia adalah mahkluk pembangun, manusia adalah mahluk yang dianugrahi keyakinan diri bahwa kita bisa dan manusia adalah mahkluk yang diberi kemampuan mengendalikan utamanya mengendalikan diri.

’’Kehidupan kita saat ini penuh dengan tantangan, kehidupan yang seharusnya dibangun justru disana terdapat perusakan, lepas kontrol, kebebasan/kebablasan, patah semangat, dan penghancuran,’’ katanya.

Dikatakan,  jangan membiarkan hal-hal negatif ini terus menjalar maka salah satu cara untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan permainan layang-layang, karena ini merupakan sebuah metode alternatif untuk kembali percaya diri dan mengendalikan diri, yang pada akhirnya akan membawa diri kita kuat dalam kebersamaan.

Dengan adanya festival layang-layang ini, Giri Prasta minta kepada masyarakat atau  komunitas layangan layang dimanapun berada bahwa terdapat perbedaan bentuk dan warna yang ternyata menjadi mosaik keindahan bak pelangi di angkasa.

’’Saya berharap layang-layang di udara menjadi piranti refleksi betapa indahnya perbedaan, betapa kuatnya ikatan persaudaraan bak raga layang-layang yang mampu menahan kencangnya angin,’’ katanya.

Peserta yang mengikuti festival layang layang ini sebanyak 700 peserta dari seluruh Bali. Bagi para pemenang, panitia akan memberi hadiah dan tropi Bupati Badung.  RED-MB