Denpasar (Metrobali.com)-

Gigitan anjing di Provinsi Bali selama periode Januari-Juli 2013 mencapai 33 ribu kasus lebih, demikian data Dinas Kesehatan setempat.

“Jumlah ini cukup tinggi karena rata-rata ada 100-120 kasus gigitan per hari. Dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sedikit ada penurunan karena saat itu mencapai 150 gigitan per hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Sabtu (20/7).

Kasus gigitan anjing terbanyak terjadi di Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar, sedangkan terendah di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Klungkung.

“Di kawasan Kuta Selatan dan Petang (Badung) misalnya, kasus gigitan umumnya disebabkan oleh anjing-anjing liar, sementara di Kota Denpasar mayoritas oleh anjing rumahan,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap Dinas Peternakan lebih menggencarkan vaksinasi massal dan masyarakat jangan sampai meliarkan anjing-anjingnya.

“Tolong bagi yang punya anjing supaya dikandangkan dan ditempuh upaya-upaya agar anjing itu tidak galak. Masyarakat juga harus ikut berupaya menekan jumlah kasus gigitan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa dari 33 ribu kasus gigitan itu tidak sampai berujung pada kematian. Kasus kematian pada manusia terakhir karena rabies terjadi pada Juni 2012.

“Walaupun demikian, gigitan di daerah berisiko seperti di kepala, bagian genital dan ujung tangan terjadi sekitar 10 persen dari total kasus. Untuk penanganan di daerah berisiko itu tidak cukup dengan vaksin anti-rabies (VAR), tetapi juga harus dibarengi penggunaan serum anti-rabies (SAR),” ucapnya.

Suarjaya mengemukakan untuk satu kasus gigitan memerlukan penanganan empat kali suntikan VAR. Biasanya jika gigitan terjadi di daerah tidak berisiko, dengan VAR sudah memberikan jaminan keselamatan.

“Stok VAR sekarang tinggal sekitar 19 ribu lebih dan SAR sekitar 300 vial lebih. Kami sudah meminta ke Kementerian Kesehatan untuk membantu ketersediaannya supaya di Bali jangan sampai terjadi kekurangan,” ujarnya.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, ucap Suarjaya, puncak kasus gigitan terjadi pada 2010 yakni sebanyak 63 ribu kasus dalam setahun. Sedangkan pada 2012, total kasus gigitan anjing mencapai 56 ribu. AN-MB