Pdt. Jonathan Soeharto, Ketua Gerakan Nasional Cinta (GENTA) NKRI

Denpasar (Metrobali.com) –

 

Pilpres 2019 sudah usai, namun namun masih saja berkecamuk berbagai cuitan, postingan, ujaran kebencian dan terjangan berita HOAX yang menghiasi paparan ranah media sosial kita setiap hari

“Kita yang mengaku Indonesia seyogyanya harus cerdas menghadapi persoalan tersebut, Dengan maju dan berkembangnya teknologi saat ini sudah seharusnya bangsa Indonesia lebih bijak. Segala informasi yang kita dapatkan melalui MEDSOS dapat mempengaruhi serta membawa dampak bagi semua orang. Sebarkanlah dan Viralkanlah berita berita yang baik dan membangun,” kata kata Pdt. Jonathan Soeharto, Ketua Gerakan Nasional Cinta (GENTA) NKRI, Selasa (20/8/2019).

Pihaknya mengingatkan, berita-berita yang Negatif serta dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal hal yang negatif dan menghancurkan Bangsa ini ironisnya justru terlontar dari kaum terpelajar san orang-orang yang berpengaruh.

“Jangan terpancing dan terprovokasi. Belajarlah melihat, membaca dan mendengar dengan bijak. Tetap waspada!,” tegas Pdt. Jonathan yang dikenal juga sebagai Penggiat Bela Negara ini.

Dirinya berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan Media Sosial Secara Bijak, Pengontrolan pengguna media sosial akan sangat sulit jika hanya mengandalkan pemerintah. Paling baik jika pengontrolan tersebut juga seharusnya berasal dari kita sendiri, yang memanfaatkan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tak bisa dipungkiri jika masing-masing individu memiliki watak dan cara yang berbeda ketika menggunakan media sosial.

“Ada yang memanfaatkan media sosial hanya sebagai kebutuhan sampingan dan mencari informasi-informasi penting saja. Namun, rupanya banyak yang memanfaatkan secara sembrono dan bahkan sampai ketagihan. Sehingga perlu pembimbingan tentang bagamana memanfaatkan media sosial secara bijak,” kata Pdt. Jonathan Soeharto, Ketua Persekutuan Gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) Provinsi Bali.

Seorang tokoh gereja bernama bernama ST. Fransiskus dari Assisi Italia berdoa demikian : “Tuhan jadikan aku alat damai sejahtera-Mu, Di mana ada kebencian, kiranya aku menabur kasih, Di mana ada luka, kiranya aku memaafkan, Di mana ada keraguan, kiranya aku menabur iman, Dimana ada keputusasaan, kiranya aku menabur pengharapan, Di mana ada kegelapan, kiranya aku menabur terang, Di mana ada kesedihan, kiranya aku menabur sukacita”.

Pewarta : Hidayat
Editor : Whraspati Radha