Jembrana (Metrobali.com)-

Bangunan kokoh Gelung Kori yang melintang di Jalan Gilimanuk –Denpasar tidak semata mata hanya hiasan atau memperindah Kelurahan Gilimanuk. namun Gelung Kori diyakini sebagai pintu keselamatan bagi pengguna jalan baik yang akan masuk Bali maupun yang keluar Bali.

Hal tersebut diungkapkan Majelis Madya Desa Pekraman kabupaten Jembrana, Wayan Rayun, Minggu (23/6) saat dilangsungkannya Upacara Piodalan di Gelung Kori Gilimanuk tepat pada Purnama Kesada. Menurutnya pada saat upacara mendem dasar Gelung Kori menggunakan bedawangnala jangkep, daging cupu manik merajah dewata nawa sanga. Begitu pula saat upacara saat Mlaspas juga memohon keselamatan kepada Dewata Nawa Sanga (Sembilan dewa yang melindungi bumi). “Jadi sudah sepatutnya seluruh umat Hindu di Bali turut memohon keselamatan di Gelung Kori ini” Ujarnya.

Bupati Jembrana, I Putu Artha seusai melakukan persembahyangan mengatakan, meskipun Gelung Kori berada di Jembrana bukan berarti milik Jembrana, tetapi milik masyarakat Bali. Pasalnya yang melintasi dibawah Gelung Kori adalah dari lintas kabupaten bahkan lintas provinsi. “Setiap tahun tepatnya pada Purnama Sada ini, Pemkab Jembrana selalu melakukan Upacara Piodalan dan Pecaruan. Dengan harapan agar Jembrana dan Bali senantiasa diberikan keselamatan“ Kata Artha.

Ditambahkan Gelung Kori Gilimanuk juga diyakini mampu menetralisir hal-hal negatif yang ingin merusak Bali. Pasalnya Gelung Kori ini merupakan pintu keselamatan masuk Bali. Selanjutnya Artha berharap pihak Pemprov Bali juga turut memberikan perhatian.

Selain melakukan pujawali di Gelung Kori Gilimanuk, Artha bersama krama Gilimanuk juga melakukan Upacara Pecaruan dan Segara Kertih di Padma Capah Gilimanuk yang dilanjutkan dengan  melakukan Pakelem di Selat Bali.

“Upacara Pecaruan, Segara Kertih dan Pakelem yang kami lakukan setiap tahun ini adalah sebagai ungkapan syukur dan memohon keselamatan baik didarat maupun dilaut” Ujar Artha.

Upacara yang juga dihadiri Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa dan Sekda Jembrana, Gede Gunadnya menghaturkan sejumlah hewan suci sebagai kurban diantaranya kerbau, sapi, kambing, itik dan ayam kepada Sang Penguasa Laut (Bhatara Baruna) di laut Selat Bali. MT-MB