Denpasar (Metrobali.com)-
Untuk meningkatkan wawasan akademik mahasiswa dan dosen, Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Bali menggelar seminar nasional dan pentas seni di 3 kabupaten di Bali. Dalam seminar nasional di 3 kabupaten ini, IHDN memperkenalkan ‘Pikukuh Sunda’, yakni ajaran budi pekerti luhur, warisan leluhur masyarakat Sunda Jawa Barat.
Seminar nasional dan pentas seni ini digelar selama 3 hari berturut-turut mulai tanggal 18 hingga 20 Maret 2013. Kegiatan serangkaian Dharma Canti Nyepi ini digelar di 3 kampus IHDN yakni kampus IHDN Denpasar, IHDN Bangli, dan IHDN Singaraja.
Seminar nasional dan pentas seni di 3 kabupaten di Bali ini antara lain menghadirkan artis nasional Tri Utami dan kelompok seni budya Sunda Wiwitan, Dewa Bujana dan kelompok Nyanyian Dharma, Ayu Laksmi, budayawan Cok Sawitri, tokoh kebatinan dan budayawan Bali I Gusti Ngurah Harta, dan budayawan Sunda Luki Darmawan atau Kang Uci.
“Dalam seminar nasional di 3 kabupaten yang dihadiri ribuan mahasiswa ini, kita perkenalkan tentang ‘Pikukuh Sunda’, yakni ajaran luhur warisan para leluhur masyarakat Sunda. Juga ada pembahasan dan diskusi tentang perkembangan peradaban Hindu di Bali dan Indonesia,”jelas Pembantu Rektor II Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Dr Praptini.
Kenapa memilih topik ‘Pikukuh Sunda’ dalam seminar nasional ini?
“Kita pilih tema ‘Pikukuh Sunda’ ini untuk memberi tambahan wawasan mengenai budaya dan peradaban Nusantara. Dalam kaitan dengan Pikukuh Sunda ini, antara Pikukuh Sunda dengan Hindu Bali ini ada kesamaan, yakni sama-sama mengakui adanya Batara Guru dan Batara Siwa. Ajaran Pikukuh Sunda itu mengutamakan perilaku yang baik dari sekedar teori,”jelas Praptini.
Pikukuh Sunda sendiri mengajarkan Dharma Bakti (berbuat kebaikan) kepada segala mahluk yang ada di Planet Bumi, tanpa memandang ras, suku, golongan apapun baik itu manusia, binatang, tumbuhan, mahluk halus, serta semesta kehidupan lainnya. Sebab Manusia Sunda meyakini bahwa segalanya adalah Hasil Daya Cipta Yang Maha Kersa. BOB-MB