Keterangan foto: Samiti Uttama I digelar Pandu Nusa dalam rangka merancang progran kerja secara nasional, Minggu (7/7) di Denpasar/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas ) Hindu mendorong dan memberikan dukungan atas keberadaan Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara (Pandu Nusa) sebagai lembaga Hindu yang memperjuangkan dan menghimpun para guru agama Hindu di Indonesia. Organ ini kedepan dipandang sebagai organisasi yang strategis dalam mengkontrol kebijaan pemerintah dalam kebijakan pendidik Hindu.

“Saya sangat berkepentingan dengan Pandu Nusa. Organ ini strategis sekaligus sebagai ujung tombak dalam pengembangan pendidikan Hindu di Indonesia. Untuk itu konsolidasi dan haluan organisasi harus jelas serta terarah,” kata Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI Prof Ketut Widnya, Ph.D., disela membuka acara Samiti Utama I (Rapat Kerja Nasional) Pandu Nusa di Denpasar, Minggu (7/7).

Dirjen Hindu meminta melalui kegiatan Samiti Utama, agar Pandu Nusa bisa merancang dan merumuskan program kerja yang  rasional dan kongkrit. Tantangan dan pekerjaan rumah Pandu Nusa selaku organisasi formal dan legal sangat besar dalam mengemban misi pendidikan Hindu. Tak semata mendidik generasi Hindu tapi juga memperjuangkan kesejahteraan para guru agama Hindu di Indonesia.

Konsolidasi, kata Widnya menjadi agenda penting Pandu Nusa untuk mengkondisikan para penggiat pendidik Hindu di Indonesia. Terutama dalam pembentukan pengurus setiap daerah di Indonesia. “Kalau mau jujur, sebenarnya Pemerintah tidak tahu betul dan detail kebutuhan para guru di tiap daerah. Melalui Pandu Nusa, semoga bisa menyuarakan hal ini,” kata mantan Ketua STAHN Gde Pudja Mataram ini.

Secara kelembagaan, Ditjen Bimas Hindu siap memberikan dukungan dalam kegiatan Pandu Nusa secara nasional dan regional. Namun ia meminta agar progran kerja nasional bisa melahirkan program kerja yang matang dan memiliki orientasi yang jelas. Baik dalam penguatan kapasitas kelembagaan hingga kebijakan strategis yang bisa dirumuskan dan disinergikan dengan Ditjen Bimas Hindu.

Sementara itu Ketua Umum Pandu Nusa I Gusti Ngurah Dwaja menjelaskan Pandu Nusa sebagai lembaga yang menghimpun para pengajar atau guru agama Hindu di berbagai tingkatan lembaga pendidikan di Indonesia, berharap bisa bekerjasama dan memperoleh dukungan pendanaan dari Ditjen Bimas Hindu dalam mengepakkan sayap organisasi secara nasional.

Sejak berdiri 2017, pihaknya mengakui mengalami tantangan yang cukup besar. Khususnya pendanaan organisasi hingga menyatukan persepsi para acarya di seluruh Indonesia. Bahkan untuk efesiensi dan efektivitas kegiatan, koordinasi dilakukan melalui media sosial. Mempertemukan para pengurus dari berbagai daerah di Indonesia sewaktu-waktu, akunya berat. Momentum rapat kerja nasional secara perdana ini juga dimanfaatkan dari kegiatan  peserta yang mengikuti Jambore Pasraman Nasional yang berlangsung di Bali. Sehingga bisa meminimalisir operasional pengurus Pandu Nusa di daerah.

“Kami meminta agar Dirjen bisa memberikan dukungan. Baik dalam pembinaan, pengawasan dukungan pengembangan SDM melalui workshop-workshop. Khususnya pendaan untuk keberlangsungan lembaga ini kedepan,” harapnya.

Rapat Kerja Nasional Pandu Nusa yang mengusung tema “Menggiatkan Acarya Menguatkan Pendidikan dan Kebudayaan” itu berlangsung hingga Senin (8/7). Kegiatan tersebut diikuti oleh 28 pengurus wilayah di Indonesia. Selain membahas berbagai agenda terkait kelembagaan dan program kerja, pertemuan ini dimanfaatkan oleh para pengurus dan anggota untuk berbagi pengalaman dalam pengembangan pendidikan Hindu dari berbagai daerah  hingga simakrama dengan para pengurus. (hd)

Editor: Hana Sutiawati