Geger Ogoh-Ogoh Mirip Anas : Pembuatnya Minta Maaf
Denpasar (Metrobali.com)-
Setelah ogoh-ogoh mirip Anas Urbaningrum yang dibuatnya menyulut kontroversi akhirnya pembuat ogoh-ogoh tersebut menyatakan permintaan maaf jika hal itu membuat ketersinggungan pihak tertentu. Permintaan maaf itu disampaikan Nyoman Tenaya (41) setelah dirinya mengaku banyak pihak yang menyatakan keberatanya atas ogoh-ogoh yang dibuatnya bersama anak-anak SD dan SMP di dekat rumahnya di Banjar Dangin Puri, Denpasar Timur.
Menurut Tenaya, sejak ogoh-ogoh yang menghabiskan dana Rp400 ribu diangkat ke media, banyak pihak mendatangi rumahnya baik dari aparat pemerintahan, desa, partai politik hingga TNI dan Polri. Pasalnya, ogoh-ogoh mirip replika Anas digantung di tugu monas dalam rangka menyemarakkan perayaan Hari Nyepi, dinilai bisa memancing kerawanan dan dipolitisasi yang bisa menggiring isu SARA.
Sampai-sampai Gede Pasek Suardika, petinggi Partai Demokrat yang juga kolega Anas, menghubungi Tenaya guna menyatakan maksud dan tujuan ogoh-ogoh mirip Anas yang dibuatnya. Pada intinya, ada pihak yang merasa tersinggung dengan ogoh-ogoh mirip Anas sehingga Pasek memintanya untuk membantu meredam di Bali, agar masalah tersebut tidak berkembang lebih jauh.
Anas sendiri, sambung Tenaya, setelah mendapat penjelasan dari Pasek tentang maksud pembuata patung raksasa tersebut, tidak mempersalahkan jika ada ogoh-ogoh dibuat menyerupai dirinya. “Pak Anas bilang tidak masalah, cuma yang diingatkan hal ini bisa ditunggangi pihak tertentu sehingga dikhawatirkan bisa berkembang lebih besar lagi,” katanya menambahkan.
Lantaran melihat masalahnya kian berkembang jauh, Tenaya menyatakan sudah meminta maaf kepada Anas lewat Pasek atas pembuatan ogoh-ogoh mirip mantan Ketum DPP PArtai Demokrat. “Sebenarnya tidak ada maksud saya ke arah sana (politik), ogoh-ogoh ini murni seni kreativitas, sebagai ekspresi kritik saya melihat kasus korupsi di Indonesia,” tegas dia.
Korupsi adalah sifat jahat sama seperti sifat rakus yang direpresentasikan sebagai sifat buta kala yang harus dilawan umat manusia.
Dia juga tidak pernah menyebut sekalipun ogoh-ogoh itu dimaksudkan sebagai sosok Anas ataupun pihak manapun.
“Sosok itu bisa siapa yang melakukan korupsi, silakan masyarakat yang mempersonifikasikan sendiri. Tetapi jika hal itu menimbulkan ketersinggungan pihak tertentu saya minta maaf,” tegasnya lagi. BOB-MB
2 Komentar
Saya sebagai umat Hindu dan sebagai pribadi sangat menyayangkan tindakan dari Nyoman Tenaya yang sangat picik dan tidak cerdas. Tidak sepantasnya pribadi seseorang (terlepas dari baik atau buruk, jahat atau tidaknya seseorang) dijadikan ogoh-ogoh. Bukankah setiap manusia juga memiliki sifat-sifat raksasa dalam dirinya? Jangan sok sucilah…
Tahun depan Nyoman Tenaya seharusnya membuat patung ogoh-ogoh dirinya sendiri kalau memang mau mengekspresikan rasa seninya. Itu akan menjadi simbol awidya dan sifat egois yang merugikan orang lain (khususnya umat Hindu di perantauan – dimana saya yakin Nyoman Tenaya belum pernah merantau dan hanya tinggal di Bali bagai katak dalam tempurung)….
care sing nawang gen, memalukan ..!!!