Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) tidak main-main ingin mendukung keberadaan startup (usaha rintisan) berbasis teknologi di Kota Denpasar.

Sebab keberadaan startup ini sangat penting untuk meningkatkan perekonomian Denpasar khususnya di sektor ekonomi digital dan ekonomi kreatif.

Terlebih potensi ekonomi digital di Kota Denpasar sangat besar dan sejalan juga dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menjadikan Indonesia negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara.

Untuk itu Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) jika dipercaya memimpin Denpasar lima tahun ke depan sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Periode 2020-2025 ingin agar Denpasar semakin mampu menguatkan keberadaan startup. Selasa satunya dengan dukungan inkubator bisnis.

“Kami ingin Denpasar punya inkubator bisnis terbesar di Asia Tenggara. Jadi para startup  bisa dibantu untuk tumbuh dan berkembang di inkubator bisnis ini,” kata Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara, Kamis (22/10/2020).

Pria yang juga pengusaha ini menjelaskan inkubator bisnis merupakan tempat bisnis startup mematangkan dirinya untuk menghasilkan sesuatu.

Inkubator bisnis biasanya memberikan program kepada pengusaha pemula (early stage) atau startup, yang didesain untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya.

Inkubator bisnis bertujuan menjadikan startup agar mampu bertransformasi menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat.

“Kami lihat startup berbasis teknologi di Denpasar begitu menggeliat. Banyak juga muncul creative hub,” ungkap Bagus Kertha Negara  yang juga Direktur Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata Kertha Wisata Denpasar ini.

“Jadi ekonomi digital dan berkaitan juga dengan ekonomi kreatif potensinya sangat besar di Denpasar. Ini yang harus didukung dengan inkubator bisnis yang dikelola dengan profesional agar para startup ini dapat dukungan pendampingan baik dari sisi manajemen, keuangan,  akses permodalan ke investor hingga akses, pasar” papar pria yang akrab disapa Sting ini.

Kuatkan UMKM Berbasis Sistem Informasi Geografis

Di sisi lain Amerta juga ingin membangkitkan perekonomian Denpasar dengan mengoptimalkan potensi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Ibukota Provinsi Bali ini.

Paslon nomor urut 2 yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem ini bahkan sudah menyiapkan sejumlah strategi dan progam untuk menguatkan dan meningkatkan daya saing UMKM.

Salah satunya dengan mengelola potensi UMKM berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geografical Information System (GIS). Ini akan menghasilkan database (basis data) UMKM yang terintegrasi dan real time yang juga memudahkan aspek promosi usaha, hingga akan terintegrasi dengan progam bantuan stimulus pemerintah.

“Kami akan buat sistem digitalisasi terintegrasi untuk UMKM sehingga ada data real time yang terintegrasi juga dengan cloud market,” kata Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar jumlah UMKM di Kota Denpasar tercatat sebanyak 32.026 UMKM. Namun bagi Amerta data UMKM ini harusnya disediakan dengan detail by name dan by address serta detail usahanya hingga bagaimana potensi pengembangannya.

“Jumlah UMKM di Denpasar katanya 32 ribu. Tapi saya rasa tidak ada bagaimana riilnya. Ini yang akan kita buat berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geografical Information System (GIS),” papar Ngurah Ambara yang juga pengusaha money changer ini.

“Jadi kami akan rancang aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan potensi
usaha UMKM khususnya juga di industri kreatif yang akan terintegrasi juga dengan program-program smart city,” imbuh Ngurah Ambara.

Sistem Informasi Geografis yang dibangun
dapat membantu pihak terkait yang dalam hal
ini adalah Dinas Koperasi di UMKM di Denpasar
dalam hal pelaporan dan pendataan UMKM. Sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan membantu mempromosikan potensi UMKM di Denpasar.

Sistem ini diharapkan dapat membantu para calon pelaku usaha baru dalam menentukan peluang usaha yang akan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Denpasar misalnya potensi industri ekonomi kreatif.

“Harapannya dengan sistem ini UMKM bisa go digital dan naik kelas sehingga daya saing UMKM meningkat dan pada akhirnya meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Denpasar dan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Ngurah Ambara.

Untul diketahui Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).

Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan bagian dari sistem informasi, telah mencapai kesuksesan dalam beberapa tahun terakhir.

SIG memiliki konsentrasi pada pem-bangunan komputer, pemodelan, penyim-panan, berbagi pengambilan, manipulasi, analisis, dan penyajian data yang memiliki referensi geografis.

Paket perangkat lunak SIG menyediakan pendekatan terpadu untuk bekerja dengan informasi geografis.  Sejak adanya layanan Google Map API yang dapat diintegrasikan ke dalam situs pengembang, banyak penelitian atau proyek berbasis SIG yang memanfaatkan teknologi tersebut. (dan)