Gara-Gara Layangan, Dua Banjar Bentrok
Denpasar (Metrobali.com)-
Dua banjar bertetangga di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar yakni Banjar Bengkel dan Banjar Kepisah, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur terlibat bentrok pada Minggu 28 Juli 2013 bentrok pecah sore menjelang malam.
Akibat bentrok yang dipicu masalah layang-layang ini, seorang warga Banjar Bengkel mengalami luka di bagian tangannya setelah terkena kayu yang dibawa beberapa warga Banjar Kepisah.
Informasi yang dihimpun, bentrok dua banjar bertetangga ini berawal pada Minggu pagi saat ratusan pemuda Banjar Bengkel konvoi membawa layang-layang ke arena lomba laying-layang di Padanggalak, Denpasar Timur. Konvoi ratusan pemuda Banjar Bengkel ini lalu melewati Banjar Kepisah yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Banjar Bengkel.
Saat berada di depan Banjar Kepisah inilah beberapa pemuda Banjar Bengkel meraungkan suara motornya sehingga menyebabkan suara bising. Ketua Pemuda Banjar Kepisah, Yande Adiyana lalu menegur pemuda Banjar Bengkel agar tidak meraungkan suara motornya. Tersinggung karena ditegur, Ketua Pemuda Banjar Kepisah ini langsung ditampar pipinya.
Sekitar pukul 17.00 WITA, beberapa pemuda Banjar Kepisah yang tidak terima dengan kejadian pagi tadi berkumpul di depan banjarnya. Lalu saat pemuda Banjar Bengkel balik dari lomba layangan inilah terjadi bentrokan. Belasan pemuda Banjar Kepisah menyerang pemuda Banjar Bengkel dengan kayu dan bambu. Akibat kejadian ini satu pemuda Banjar Bengkel mengalami luka memar di tangannya karena terkena pukulan kayu.
Tidak terima dengan aksi penyerangan tersebut, pemuda Banjar Bengkel yang kembali ke banjarnya langsung memukul kulkul bulus. Dalam hitungan menit, ratusan warga Banjar Bengkel langsung berkumpul di banjar. Tidak mau kalah, warga Kepisah yang merasa terancam juga melakukan penjagaan di sekitar banjarnya yang berjarak sekitar 200 meter dari banjar lawannya.
Beruntung beberapa tokoh warga kedua banjar berhasil meredam emosi warga lainnya sehingga tidak terjadi bentrok yang lebih besar. Sementara itu, ratusan petugas kepolisian dari Polsek Dentim dan 1 pleton Dalmas Polresta Denpasar langsung melakukan penjagaan di antara kedua banjar tersebut. Sekitar pukul 18.00 WITA, Kapolsek Denpasar Timur, Ajun Komisaris Ikhwan Lazuardi dan Camat Dentim, Dewa Puspawan langsung turun untuk melakukan mediasi.
Mediasi sedikit a lot. Bahkan, saat dilakukan mediasi di Banjar Bengkel, ratusan warga yang berkumpul di banjar tersebut tidak mau mengindahkan ajakan Kapolsek untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka meminta agar polisi mengusut tuntas dan menangkap pelaku penyerangan tersebut. “Kami tidak mau bubar sebelum pelaku penyerangan ditangkap,” ujar salah satu warga yang mendapat dukungan warga lainnya.
Kapolsek Dentim, AKP Lazuardi didampingi Camat Dentim, Puspawan yang ditemui di lokasi bentrok mengatakan mediasi ini akan dilanjutkan kembali ke Kantor Camat Dentim dengan mengundang klian kedua banjar serta tokoh kedua banjar. Diharapkan dengan mediasi ini akan menyelesaikan masalah ini.
Dari mediasi yang berlangsung cukup lama, kedua banjar bertetangga itu sepakat untuk damai. BOB-MB
12 Komentar
Bagaimana ini bos koyogan bengkel konvoi bawa layangan ke padanggalak kok bisa dibanjar ngebug kulkul , eling dong sama sama semeton Bali jangan ribet dan ribut .
Wahhhhh keto hebatne!!! 😛
menurut tiang , waktu iring2an melintas di jalan harusne dikawal polisi. karna niki untuk menghindari ketersinggunkan pengguna jalan yang lain.
tiang apresiasi semangat mereka berpartisipasi dlm loyang2, tapi prilaku mereka yang kadang terkesan arogan dijalan.
INILAH AKIBATNYA KITA DIBODOHI TERUSSSS SAMA “PARPOL”….
@ wong cilik : sangat setuju, karena sedikit sedikit langsung dikait kaitkan dengan Parpol…
Behhhhhhh……… koyogan bes ajum ken dewek !
NE BE …ANE MADAN BELOG,LENGEH, SRADAK SRUDUK SING NAWANG APE, MARE KULKULE BULUS ULIAN OKNUM BAJANG2 …JEG KAR MEUYUTAN JAK NYAME PEDIDI …
anda yang tak tau persis permasalahannya harap jangan berbicara sembarangan!!!!
saya sebagai pemuda banjar bengkel selama ini sudah sangat sabar menghadapi oknum pemuda dari banjar kepisah, yang sengaja memancing emosi kami!!
dan pada saat kejadian tidak ada sama sekali kulkul bulus!!!!!
dan apakah anda pernah membayangkan? anak2 kecil umur 12 tahun yang tak tahu apa2 dan sedang membawa lontek dan kober betara bayu di pukul dengan bambu..
apakah kita harus diam dengan tindakan itu????????????
apa yang anda lakukan jika melihat tindakan tersebut??????
Yen ngajak peturu Bali, jeg aeng sajan memati mati bisa lawan….yen ngajak nak lenan jeg mekancut butuhne…Ne minab madan “sifat terjajah”.
bedudude tai urek,,,,, de uyut,,,,,,,
Mare ugan ene ty nuduk anak ketiben masalah speda motor malam2, malah kantor desa sumerta dijaga 24 jam oleh keamanan kok bisa ya, mohon mari eling sameton, mre metutup PKB-nya
Terune2 sibuk mesiat antar teman, demi solidaritas, demi gengsi, demi harga diri… Terune2 dauh tukad sibuk medagang bakso, medagang lalapan, demi menguasai sektor perekonomian…
Ne sube ye asane budaya ane akan diwariskan turun temurun kepada anak cucu irage… Sing je ane di banjar ane ditulis diberita diatas dogen….tapi nak dimana2 keto diseluruh Bali…asal sube giliran meperang ngelawan nyame langsung nadak bangkit solidaritasne…. Amun anak dauh tukad, kadung bom gaene kanti sambrag bangkene dini di bali, sing je ade anak merespon kanti bani mempertaruhkan nyawa….