Klungkuang ( Metrobali.com )-

Kantor Camat Banjarangkan dibuat geger. Pasalnya uang sebanyak Rp 133 juta dalam tas kresek warna hitam yang ditaruh di bagasi sepeda motor Honda Vario warna putih DK 6772 MN, sudah tidak ada pada tempatnya. Hilangnya uang tersebut baru diketahui Rabu ( 4/7 ) sekira pukul 10.15 wita oleh pemilik sepada motor Ni Wayan Petri Asih 31 asal dusun Kaler, desa Tusan, Banjarangkan, Klungkung. Asih sendiri adalah PNS yang bertugas di kantor Camat Banjarangkan. Uang sebesar Rp 133 juta sejatinya adalah gaji milik perangkat desa yang ada di wilayah kecamatan Banjarangkan, Kungkung.

Setiap rapat sudah sering kali dikasi tahu bahwa yang harus mengambil uang itu Anak Agung Subawa bersama Ni Wayan Petri Asih. Kenapa hari ini Petri yang mengambil sendiri, ujar Camat Banjarangkan I Gede Komang Wisnuadi, heran. Uang itu adalah gaji perangkat desa yang ada di wilayah Kecamatan Banjarangkan. Wisnuadi sendiri tidak bisa bicara banyak terkait hilangnya uang tersebut. ” Kita serahkan sepenuhnya ke pada polisi untuk menyelidiki, ” ujarnya.

Sementara anggota Polsek Banjarangkan yang dibantu anggota Polres Klungkung terpantau melakukan olah TKP. Anggota Ginafis mengambil sidik jari pada sepeda motor di mana hilangnya uang tersebut. Waka Polsek Banjarangkan IPTU Kadek Suadnyana tampak memantau olah TKP yang dilakukan anggota Ginafis Polres Klungkung. Dari keterngan korban uang sebesar Rp 133 juta ditaruh di bagasi sepeda motornya, kurang lebih 5 menit kemudian menurutnya hendak mengambil uang itu sudah tidak ada pada tempatnya. ” Kasus ini masih dalam lidik di mana korban disuruh datang ke Polsek untuk dimintai keternangan, ujar Suadnyana di TKP.

Sementara terpantau sepertinya Petri  sok dengan kejadian tersebut. Matanya terlihat memerah karena habis menangis dan menurut polisi di TKP korban sempat semaput beberapa kali. Fitri selalu menanyakan kepada petugas ” gimana pak  apa uang saya bisa ketemu ” ucupnya. Tidak ada 5 menit setelah menaruh sepeda motor yang tidak jauh dari ruang kerjanya, menurutnya dilihat sadel sepeda motor sudah dalam keadaan terbuka. Begitu mengecek uang yang ditaruh dibagasi sudah tidak ada, ujarnya sambil menangis.

Anak Agung Subawa yang ditugaskan untuk ikut mengambil uang tersebut mengaku saat itu sekirta pukul 10.00 wita lebih sedikit, dirinya dicari ke ruangan untuk diajak mengambil uang di Bank Pembangunan Daerah ( BPD ) yang ada di jalan Gajah Mada, Klungkung. Karena dirinya masih sibuk mengetik, Petri sempat disuruh menunggu namun dia mengucapkan akan berangkat sendiri sambil mengatakan jika nanti sudah cair uangnya saya akan di telp, ujar Subawa.

Selang 15 menit kemudian sambil menunggu telp Petri yang mengambil uang itu, tiba-tiba saya dengar pegawai yang ada ribut diluar kehilangan uang. Ternyata menurut Subawa uang yang diambil Petri sudah tidak ada pada tempat yang ditaruh dibagasi sepeda motor Hoda Vario DK 6772 MN, ungkapnya. SUS-MB