gaza3

Denpasar (Metrobali.com)-

Aliansi peduli Palestina yang tergabung dalam Forum Pemuda Bali turun ke jalan menggalang dana untuk disalurkan bagi korban kebiadaban serangan Israel. Koordinator aksi, Komang Eka Suardana menuturkan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza.
 
“Kami berharap dana yang terkumpul ini nantinya mampu mengurangi beban penderitaan saudara kita di Palestina,” kata Komang, Jumat 11 Juli 2014. 
 
Secara moril, Komang melanjutkan, ia bersama rekannya mengutuk keras aksi keji Israel tersebut. “Aksi ini akan kami gelar selama tiga hari ke depan,” tuturnya.

Puluhan mahasiswa dari organisasi kemahasiswaan ekstrakampus di Bali itu terdiri dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Denpasar dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Denpasar dan Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Cabang Denpasar itu mengecam dan mengutuk keras agresi militer Israel yang menelan korban jiwa masyarakat sipil. Atas nama solidaritas kemanusiaan, mereka mendesak pembantaian terhadap warga Palestina itu harus segera dihentikan.

“Kami mengutuk keras agresi militer itu. Banyak warga sipil tak berdosa menjadi korban aksi brutal militer Israel,” kecam ketua PMKRI Cabang Denpasar Klemens Payong di sela-sela aksi itu berlangsung.

Oby, demikian ia biasa disapa, mengatakan solidaritas kemanusiaan internasional perlu segera disuarakan untuk menghentikan pembantaian warga sipil di Gaza. PMKRI cabang Denpasar, kata dia, menepis penilaian konflik yang sedang terjadi di Palestina itu sebagai konflik agama antara Yahudi Israel dan Islam Palestina. Menurut dia, konflik berkepanjangan di sana hanya persoalan perebuatan wilayah kekuasaan. “Solidaritas kemanusiaan untuk menghentikan aksi brutal itu harus dilakukan oleh semua komponen masyarakat internasional tanpa mempertimbangkan latar belakanag agama. Kecaman dan desakan mengehrntikan agresi itu dilakukan di atas fondasi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Senada dengan Oby, ketua HMI cabang Denpasar Aulia Akbar Palungan, mengatakan solidaritas kemanusiaan untuk menghentikan agresi militer Israel itu harus mengenyampingkan solidarita atas nama agama. Aulia meminta seluruh komponen masyarakat Indonesia untuk tidak memandang konflik itu sebagai konflik agama. Karena itu, dalam aksi yang digelar itu, HMI, kata dia, menggalang dukungan komponen masyarakat dari umat beragama lain untuk bersama-sama menyerukan kutukan dan desakan menghentikan agresi militer itu. “Tidak ada konflik agama di Palestina. Di sana banyak saudara kita yang Yahudi, termasuk umat Kristiani. Kita harus menggalang solidaritas dan menyuarakan desakan menghentikan agresi tak berprikemanusiaan itu,” tegasnya.

Lebih Lanjut Aulia mengatakan pada kasi itu mereka juga menggalang dana dari masyarakat untuk membantu korban akibat agresi militer itu. Dana yang terkumpul itu akan disalurkan ke rekenening relawan kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Comitee) Indonesia. “Selain seruan keras mengutuk agresi militer itu, kami juga menggalang dana untuk para korban di sana. Itu salah satu langkah nyata solidaritas kemanusiaan yang kami lakukan,” pungkas Aulia.

Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Bali, Subro Maulizy menegaskan jika negara Zionis Israel telah melakukan tindakan biadab dengan melakukan serangan membabi buta kepada Palestina.

“Zionis Israel itu iblis berwujud manusia yang sangat kejam dan biadab, karena telah melampaui batas kemanusiaan atas serangannya ke Gaza,” kata Maulizy, Jumat 11 Juli 2014. Menurut dia, serangan membabibuta itu menyebabkan perempuan dan anak-anak menjadi korban tewas.

“Banyak anak-anak dan perempuan yang tidak berdosa dan tidak ikut berperang telah menjadi korban yang mengenaskan atas kebiadaban Zionis,” sebutnya.

Menurut pria yang akrab disapa Lizy ini, pertempuran sengit tak berimbang itu mesti menjadi momentum bagi PBB untuk membuktikan keberadaannya. “Bila tidak, maka PBB akan dilupakan dan dinilai sebagai perpanjangan tangan negara-negara kuat atau kepentingan lobi negara-negara tertentu,” tutur Lizy. Bagi Lizy apa yang sudah dilakukan Israel tak dapat ditolerir. Sebabnya, tindakan Israel kepada Palestina merupakan bentuk penjajahan di era post modern yang harus ditentang. “Israel sudah memaksa negara berdaulat Palestina untuk tunduk dan berlekuk lutut di hadapan Zionis,” tegasnya.

Atas hal itu, Lizy menyebut organisasinya mengecam dan mengutuk keras tindakan biadab Zionis Israel kepada Palestina. “Apabila perlu, Israel dihapus saja dari peta dunia sebagai salah satu negara,” saran Lizy. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut memberikan dukungan bagi Palestina atas tindakan kebiadaban Zionis. “Dan, dukungan itu tidak harus mereka yang beragama muslim saja, tapi dukungan ini atas nama kemanusiaan,” tutup Lizy. JAK-MB