marianus-susanto-edison
Ketua FORKOMA (Forum Komunikasi Alumni) PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Labuan Bajo, Marianus Susanto Edison/MB

Labuan Bajo, (Metrobali.com) –

Kepala PLN Labuan Bajo, dinilai tidak responsif terhadap kebutuhan listrik masyarakat Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT. Pasalnya dalam beberapa waktu terakhir, listrik di kota pariwisata itu sering mati total, dan terkesan dibiarkan oleh pihak otoritas kelistrikan.

Yang cukup parah, Sabtu (24/9), ketika sebagian besar wilayah di Kota Labuan Bajo sama sekali tidak menikmati listrik. Kondisi blackout tersebut bahkan terjadi sejak Pukul 04.00 Wita dinihari hingga berita ini ditulis pada Pukul 19.00 Wita.

“Ini sudah benar-benar kelewatan. Belasan jam masyarakat Labuan Bajo tidak bisa beraktifitas secara normal karena listrik mati total. Bagaimana bisa PLN yang seharusnya melayani kebutuhan masyarakat terkait kelistrikan justru gagal menjalankan tugasnya dengan baik,” sesal Ketua FORKOMA (Forum Komunikasi Alumni) PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Labuan Bajo, Marianus Susanto Edison.

Ia berpandangan, persoalan listrik di Labuan Bajo ini sudah sangat akut. Ironisnya, beberapa kali Kepala PLN Labuan Bajo diganti, namun rata-rata gagal menyelesaikan ‘penyakit kronis’ ini.

“Kalau biasanya, listrik mati empat sampai lima jam saja. Tetapi kali ini sampai belasan jam listrik mati total. Ada apa sebenarnya dengan PLN sehingga gagal menyediakan listrik yang cukup untuk Labuan Bajo? Dan karena kejadian seperti ini sudah berulang-ulang terjadi, kami mendesak Kepala PLN Labuan Bajo segera dicopot!” tandas Edison.

Menurut mantan Sekjend PMKRI Cabang Denpasar itu, listrik yang mati selama belasan jam telah mengakibatkan aktifitas masyarakat Labuan Bajo tidak berjalan normal. Yang cukup memprihatinkan, pada Minggu (25/9), ada ratusan anak di Labuan Bajo yang menerima Komuni Suci Pertama (Sambut Baru), sebuah tradisi besar dalam Gereja Katolik.

Dan sudah menjadi tradisi masyarakat Katolik di Labuan Bajo, bahwa Komuni Suci Pertama anak ini dirayakan, baik berupa resepsi sederhana maupun resepsi besar. Sayangnya, resepsi ini terancam gagal dilaksanakan karena listrik yang kabarnya akan mati selama beberapa hari ke depan.

“Bayangkan situasi kebatinan ratusan anak bersama para orangtuanya, yang gelisah karena persiapan untuk resepsi Komuni Suci Pertama ini menjadi berantakan. Bahkan bisa jadi, resepsi tersebut terancam batal digelar,” pungkas Edison, yang juga mantan Ketua Pemuda Katolik Kota Denpasar. LBJ-MB