Denpasar (Metrobali.com)-

Festival Vision Image (FVI) digelar bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bali pada Oktober 2013.

Ketua Panitia FVI Dyah Koesoema di Denpasar, Sabtu, mengatakan, kegiatan bertaraf internasional diisi pameran, lokakarya, dan seminar tentang seni kreatif yang dipusatkan di Denpasar dan Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada 5-7 Oktober 2013.

Kegiatan dengan tema “Angasraya: Arus Kebebasan dari Samudera” itu juga mempertemukan para fotografer, seniman, kreator imagi, kritikus seni, budayawan, dan pelaku industri kreatif se-Asia Pasifik.

“Kegiatan ini sekaligus memantapkan posisi strategis Indonesia di ajang kreativitas dan menjadi stimulus interaksi dan kolaborasi antara energi artistik, estetika, dan budaya antara bangsa, khususnya seniman dari 21 negara peserta KTT APEC,” kata Dyah., Sabtu (11/5).

Ia mengemukakan FVI memberi akses dan inspirasi bagi para fotografer dan seniman muda Indonesia untuk menyampaikan wacana kelautan dan maritim yang penting kepada publik.

Ajang itu digagas oleh Prabhoto Satrio bersama Oscar Motuloh (LKBN Antara) dan digarap secara kolektif oleh Veda Santiaji, Arief Budiman, dan Marlowe Bandem, masing-masing membawa sentuhan-sentuhan unik dalam perumusan Vision International Image Festival.

“Konsepsi Angasraya tampaknya belum digali secara mendalam. Sekelumit catatan sejarah menghubungkan terminologi “angasraya” sebagai sebuah sikap kebebasan, kebersamaan emosional, untuk mencintai dan menjadi bangsa maritim pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara masa lampau,” kata Dyah.

Setelah diluncurkan dan diperkenalkan kepada publik selanjutnya Vision International Image Festival akan memiliki serangkaian aktivitas pra kegiatan berupa workshop fotografi dan pameran.

Pada puncak acara Oktober 2013, karya yang dipamerkan pada ajang tersebut merupakan karya-karya terbaik dari fotografer yang mewakili 21 negara Asia-Pasifik.

Fotografer Indonesia, fotografer muda dan komunitas fotografi yang diseleksi melalui kuratorial oleh Barbara Stauss, seorang foto editor dan kurator dari Berlin dan Oscar Motuloh, kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara. INT-MB