Panusunan Siregar

Denpasar (Metrobali.com) –

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pada bulan Februari 2015, di kota Denpasar terjadi deflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,19 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada dua kelompok pengeluaran yaitu kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,42 persen serta kelompok bahan makanan sebesar 0,12 persen.

Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2015 terhadap Desember 2014) sebesar -0,21 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 6,07 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali, Panusunan Siregar menyebut, ada lima kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami inflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,55 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,36 persen, kelompok kesehatan 0,36 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,03 persen.

“Komponen inti atau core pada Februari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, komponen bergejolak atau volatile deflasi sebesar 0,05 persen sedangkan komponen harga diatur pemerintah atau administrative deflasi sebesar 0,33 persen,” terang Siregar dalam keterangan Berita Resmi Statistik (BRS) bulan Februari 2015 di Denpasar, Senin (2/3).

Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: bensin, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, udang basah, dan kangkung.

Komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Februari 2015 antara lain: mobil, sepeda motor, tarif listrik, kontrak rumah, beras dan daging ayam ras.

Dari 82 kota tercatat 70 kota  mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi. Kota Denpasar menempati urutan ke-67 dari 70 kota yang alami deflasi.SIA-MB