Gianyar, (Metrobali.com)
Fasilitas pengolahan material sampah di Banjar Belong, Desa Taro, Tegallalang, Jumat (26/6/2020) oleh Bupati Gianyar, I Made Mahayastra. Keberadaan fasilitas pengolahan material sampah ini merupakan kerjasama Pemkab Gianyar dengan Yayasan Bumi Sasmaya.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra mengatakan, ada MoU antara Bupati Gianyar dengan Yayasan Bumi Sasmaya yang berisi kesepakatan tentang pengelolaan sampah mandiri di pedesaan. “Yayasan Bumi Sasmaya siap membantu pemda, mendampingi, memfasilitasi, dan membangun sistem pengelolaan sampah mandiri di pedesaan dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle),” ujar Wayan Kujus.
Ditambahkannya, berdasarkan MoU tersebut, Yayasan Bumi Sasmaya akan membantu Pemkab Gianyar membangun sistem pengolahan sampah mandiri di 20 desa selama 5 tahun. “Untuk tahun ini, kami prioritaskan di 6 desa,” kata Wayan Kujus. Keenam desa tersebut yaitu Taro, Bedulu, Pejeng, Sebatu, Tulikup, dan Medahan.
Fasilitas pengolahan sampah Banjar Belong Desa Taro yang diresmikan hari ini merupakan pembangunan fisik dan sistem pengolahan sampah mandiri pertama kerjasama Pemkab Gianyar dengan Yayasan Bumi Sasmaya.
Perbekel Taro I Wayan Warka mengatakan, hingga setahun ke depan Yayasan Bumi Sasmaya akan tetap memberi pendampingan. Dikatakannya, fasilitas pengolahan material sampah ini akan meng-cover sampah se-Desa Taro bahkan se-Kecamatan Tegallalang. Hanya 10% residu sampah Desa Taro yang tidak bisa diolah yang akan dikirim ke TPA Temesi.
Wayan Warka mengatakan, fasilitas pengolahan material sampah ini dikelola oleh Bumdes Desa Taro, Sarwada Amerta. Pupuk organik yang dihasilkan dari pengolahan sampah ini dijual oleh Bumdes kepada petani setempat. Disebutkannya, saat ini Pokdarwis Desa Taro sedang mengembangkan kebun organik, karena Desa Taro akan membangun agrowisata di Taro. Sehingga permintaan akan pupuk organik ini cukup tinggi.
Pada kesempatan tersebut Bupati Gianyar, Made Mahayastra berterima kasih kepada Yayasan Bumi Sasmaya yang telah membantunya mewujudkan visi misi di bidang lingkungan. “Terima kasih atas ketulusannya membantu kami mengatasi masalah sampah,” ucap Bupati Mahayastra.
Bupati Mahayastra berpesan, agar Desa Taro melaksanakan pengolahan sampah ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan Taro menjadi desa wisata. “Desa wisata harus bersih, maka pemilahan dan pengolahan sampah harus bagus,” kata Bupati Mahayastra.
Diingatkannya juga, bagaimanapun bagusnya alat, fasilitas, maupun sistem yang dibangun, jika perilaku masyarakatnya masih sembarangan maka masalah sampah tidak bisa diatasi secara optimal. “Terpenting adalah bagaimana kita mengubah perilaku masyarakat agar melakukan pemilahan sampah sejak dari hulu yaitu dari rumah tangga,” tegasnya. Merespons hal tersebut, Perbekel Wayan Warka mengatakan bahwa di Taro masalah sampah dan perilaku masyarakat dalam menangani sampah telah dibentuk perarem.
“Saya mengapresiasi Desa Taro dan desa-desa lainnya yang sudah mempunyai kesadaran yang sama  untuk mengelola sampah, mudah-mudahan ini percontohan sehingga Gianyar kita wujudkan menjadi kota yang nyaman dan aman,” tandas Bupati Mahayastra. (Ctr)