Jembrana (Metrobali.com)-

Tahun 2013 ini angka perceraian di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo cukup tinggi dan dipastikan akan bertambah. Karena dari informasi, kasus kekerasan rumah tangga (KDRT) yang masuk ke desa cukup banyak. Sementara dari puluhan kasus yang masuk ke desa, pihak desa hanya mampu menyelesaikan sebagian saja.

Bendesa Penyaringan, I Nengah Suwindia, Jumat (19/7) mengatakan sejak awal tahun, kasus perceraian yang diajukan melalui desa adat sudah mencapai puluhan. Bahkan hingga bulan Juli ini saja sudah ada belasan yang cerai. Dan yang membuat pihaknya heran dan miris, justru ada yang sudah berumur 50 tahun lebih mengajukan cerai.

Menurutnya dalih perceraian yang paling banyak masuk adalah maslah cemburu. Karena suami atau istri memiliki Wanita Idaman Lain (WIL) atau Pria Idaman Lain (PIL). Padahal dari setiap pertemuan atau saat menjadi saksi pernikahan (pewiwahan), pihaknya selalu menekankan pentingnya kesetiaan, saling pengertian dan saling terbuka.

“Yang membuat saya prihatin, ada yang cerai hingga menghabiskan uang puluhan juta rupiah hanya untuk membayar pengacara” Ujarnya.

Sementara, Perbekel Desa Penyaringan, Made Dresta mengakui tingginya kasus perceraian yang terjadi didesanya. “Yang banyak karena cemburu dan menjurus ke KDRT. Namun bersama babinkamtibmas dan perangkat desa lainnya, sebagiannya sudah bisa didamaikan dan rujuk kembali” Ujarnya.

Dikatakannya untuk meminimalisir kasus perceraian dan KDRT tersebut, selain dengan memberikan penyuluhan ditiap-tiap pertemuan, pihaknya juga menggelar lomba gendong istri yang dilakukan disetiap hari-hari besar. MT-MB