Mantan Pemimpin Redaksi majalah Playboy Indonesia Erwin Arnada siap menerbitkan dua buku yang digarapnya selama 8,5 bulan di penjara. Selain itu, kisah hidupnya juga akan difilmkan oleh sebuah perusahaan film dari Amerika.

Buku pertama yang akan terbit adalah Midnite  di Negeri Nonsenseyang berkisah tentang pengalamannya saat berada di LP Cipinang, Jakarta. “Semuanya saya garap tengah malam karena sulit untuk bisa tidur,” ujarnya dalam diskusi dengan Komunitas Kreatif, Bali, Rabu (13/7) malam di Denpasar.
Buku ini juga berisi esai-esai mengenai dinamika bangsa yang dilihatnya dari kacamata seorang terpidana. “Semuanya saya anggap nonsense karena banyak sekali yang tidak sesuai dengan faktanya,” ujarnya.  Proporsi buku setebal 200 halaman itu adalah 20 tulisan esai serta 30 tulisan pengalaman dalam penjara.
Sayangnya, meski semua bahan telah selesai ditulis, Erwin mengaku kesulitan menemukan penerbit yang bersedia membantunya. Hal itu karena masih ada ketakutan akan posisinya sebagai mantan pimpinan Playboy. “Rupanya urusan Playboy itu memang belum selesai,” ujarnya yang telah dinyatakan bebas melalui Peninjauan Kembali  (PK) putusan Mahkamah Agung.
Sementara itu buku kedua bertajuk Rabbit Versus Goliath yang akan diterbitkan oleh penerbit dari Amerika Serikat (AS) . Buku itu akan mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai menjadi seorang wartawan hingga kemudian memimpin Playboy dan harus dipenjara. “Rencananya terbit tahun depan,” ujarnya mengenai buku setebal 250 halaman itu.  Buku dalam bahasa Ingris  ini kemudian akan sekaligus difilmkan.
Erwin mengaku, dirinya sudah tidak berminat lagi menerbitkan Playboy karena terlalu beresiko bagi banyak orang dan bukan hanya dirinya. Di Bali, dia justru menerbitkan sebuah tabloid What’s in Bali yang berisi peristiwa dan tokoh-tokoh kebudayaan. “Saya berusaha melakukan sesuatu untuk Bali yang telah menerima saya apa adanya,” ujarnya. ROFIQI HASAN