Oleh: I Gde Sudibya

Di tengah kelesuan ekonomi Bali mengalami masa paceklik pariwisata, ada berita yang memberikan tidak hanya kejutan/surprise tetapi juga memberikan sebersit harapan untuk melakukan rintisan kembali upaya revitalisasi perekonomian Bali, yang begitu terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Berita Kompas Minggu, 4 Oktober 2020 dengan tema:  ENDEK – DIOR nan MAGIS,  melaporkan: ” Koleksi busana musim semi –  musim panas 2021 Dior di Paris Fashion Week layak membuat warga Indonesia berbangga. Dari 86 tampilan yang dihadirkan, kain tenun ikat endek dari Bali mendominasi sebagai salah satu material bahannya. Dior sengaja menghadirkan tenun ikat sebagai penghormatan terhadap sejarah awal produksi kain”.

Dior yang berkantor pusat di Paris, yang sampai hari ini Paris sebagai kota rujukan mode dunia, dan Dior sebagai market leader dunia untuk high quality fashion, pemilihan sangat selektif Endek Bali sebagai material untuk  finished productnya, memberikan bukti kuat dari  Endek Bali tidak saja unggul dalam  kualitas produk,tetapi juga potensi kekuatannya menarik pasar mode dunia yang amat sangat dikenal menuntut persyaratan tinggi tentang kualitas dan hal-hal yang berhubungan global life styles.

Terobosan Pasar

Dari perspektif pemasaran, ” promosi gratis ” Endek Bali oleh Dior dalam ajang pameran busana sangat bergengsi di Paris, merupakan kesempatan emas ( golden opportunity ) bagi industri fasien Indonesia untuk melakukan promosi yang lebih aktif  dari komoditasnya yang berbahan Endek Bali.

Inovasi produk yang harus dilakukan, sederhananya dengan melakukan bechmark terhadap produk fashion dari Dior dan upaya inovasi pemasaran lainnya sesuai dengan tuntutan pasar dan atau pasar yang diciptakan, dari trobosan produk berbahan dasar Endek.

Bagi produsen Endek di Bali dan seluruh pemangku kepentingan yang mendukungnya, prestasi ini tidak saja membanggakan, menumbuhkan rasa percaya diri, memotivasi diri untuk terus berkarya.

Melakukan pembenahan terhadap basis produksi, peningkatan kapasitas produksi, pengembangan SDM berkelanjutan, integrasi dengan sistem perbankan, kemudahan dan insentif dari birokrasi, peningkatan kapasitas dan ketrampilan pemasaran di era kecerdasan buatan dan big data.

Prestasi kain Endek Bali mendunia, dan akan mendunia dari perspektif pemasaran, jaringan pemasaran, didukung oleh jaringan produksi dalam sistem produksi global, merupakan satu bukti dari banyak bukti dari ketangguhan budaya Bali menjawab tantangan zamannya.

Prestasi luar biasa Bali di masa lalu yang dekat, Bali sebagai the best tourist destination of the world dalam beberapa dasa warsa, merupakan bukti dari  ketangguhan Bali di mata dunia. Kebudayaan Bali yang kaya dengan kreativitas dan inovasi, dan masyarakatnya sanggup untuk melakukan kapitalisasi, merupakan pancaran dari ethos kerja yang tangguh ( dengan riak rwa bhineda atau kedualistikan kehidupan ) yang menyertainya.

Ketangguhan ethos kerja ini sekarang mengalami ujian, akibat paceklik pariwisata dengan seluruh dampak kehidupan yang menyertainya. Krama Bali tidak lagi punya kemewahan untuk bernostalgia tentang kisah sukses masa lalu akibat industri pariwisata, tetapi sangat tabu untuk merindih sedih dan meratapi tantangan keras kehidupan di hari hari ini.

Saatnya Bali untuk bangkit dan melangkah, terispirasi dari prestasi Endek Bali yang telah mendunia.

Tantangan inovasi

Di era algorithma komputer dewasa ini dengan kecerdasan buatan dan big datanya, kreativitas dan inovasi merupakan kata kunci untuk bangkit dan berdiri tegak penuh rasa percaya diri untuk menatap masa depan baru pasca pandemi.
Tantangan inovasi untuk tujuan di atas, dalam konteks Bali mempersyaratkan.

1. Adanya keteladanan dari para pemimpin formal dan informal dalam masyarakat yang punya kecendrungan paternasistik, yang kemudian melahirkan  kebijakan cerdas berdimensi jauh ke depan, yang berfungsi sebagai fasilitator perubahan.

2. Sebagian masyarakat yang pada dirinya melekat bakat, talenta, ketrampilan kreativitas dan inovasi, melakukan kapitalisasi ( merubah potensi menjadi realitas ) pada banyak aspek kehidupan: pertanian, fesien,  kuliner,  lukisan, arsitektur, seni pertunjukan dan banyak sisi-sisi kehidupan lainnya.

3. Bertumbuhnya kesadaran bersama krama Bali, pandemi Covid-19 adalah test case, ujian bagi krama Bali generasi kini, apakah mampu mempertahankan peradaban dan kebudayaanya, di tengah gempuran keras virus dengan  ukuran mikron, atau lenyap ditelan sejarah.
Dalam tantangan ke kinian ini sikap Jengah ( daya tahan banting ) dan kerja – kerja Metaksu ( kerja cerdas dengan prestasi prima ) sangat diperlukan.

Tentang Penulis

I Gde Sudibya, ekonom, berpengalaman lebih dari 25 tahun sebagai konsultan ekonomi dan manajemem pada puluhan UMKM di Bali.