Pilkada Langsung

Denpasar (Metrobali.com)-

Enam dari sembilan kabupaten/kota di Bali akan menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak akhir tahun 2015. Pelaksanaannya diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan lancar, seperti Pilkada Bali, pilpres, dan pemilu anggota legislatif lalu.

Kehidupan religius di tengah mayarakat Bali menjadikan Pulau Dewata sebagai tempat yang mampu memberikan ketenteraman dan kedamaian bagi wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Pulau Dewata.

Masyarakat Bali yang menjunjung tinggi etika dan estetika seakan takpernah memedulikan hiruk pikuk yang terjadi di luar sana sehingga relatif sangat jarang sekali ada unjuk rasa besar-besaran, seperti di daerah lainnya di Indonesia.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap kondisi yang demikian itu menjadi modal dasar dalam menyukseskan pelaksanaan pilkada serentak di enam kabupaten meliputi Kabupaten Badung, Tabanan, Bangli, Karangasem, Jembrana, dan Kota Denpasar.

Pria kelahiran Buleleng, 22 Juni 1951, itu mengajak masyarakat Bali agar bijaksana dalam menentukan pilihan saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah mendatang.

Masyarakat Pulau Dewata diharapkan dapat melaksanakan pesta demokrasi tahun ini dengan penuh kebijaksanaan dan penuh perhitungan dengan memahami bahwa inti dari perhelatan politik itu adalah memilih pemimpin.

Dengan demikian, pilkada merupakan momentum yang relatif sangat penting untuk menentukan arah Bali ke depan, termasuk mengangkat kehidupan dan kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah ini.

Mantan Kapolda Bali itu menekankan, “Yang paham Bali adalah kita, bukan orang lain. Oleh sebab itu, jika sampai masyarakat Pulau Dewata salah menentukan pilihan dalam pilkada, hal itu sama artinya ke depan Bali akan menjadi salah arah.” Oleh karena itu, dia meminta masyarakat setempat untuk tidak mudah terpancing dengan isu-isu sesat dan hal-hal yang dapat merusak kerukunan Bali yang sudah terbina.

Semua pihak, khususnya pemuka agama, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat, untuk senantiasa membimbing umat mengedepankan toleransi, saling menghargai, dan kerja sama sehingga tercipta kerukunan.

Kerukunan keharmonisan dan hidup berdampingan satu sama lainnya saling menghormati dan menghargai hendaknya dapat menjadi landasan dalam pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan Perpu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali Dewa Raka Sandi mengatakan bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung oleh masyarakat merujuk Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat Nomor 1667 Tahun 2014. Surat edaran ini intinya bahwa pemilihan secara serentak mengacu pada Perpu Nomor 1 Tahun 2014.

Surat edaran KPU itu menyangkut pelaksanaan pilkada serentak pasca-Perpu Nomor 1 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa jabatan gubernur, bupati, dan wali kota yang berakhir jabatannya pada tahun 2015 akan dipilih serentak pada tahun itu juga.

Pemilihan enam dari sembilan kepala daerah di Bali itu dilaksanakan sesuai dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2014, yakni secara langsung yang melibatkan peran serta masyarakat pemilih yang mempunyai hak suara.

Lewat perpu itu mengamanatkan untuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dilakukan secara langsung melibatkan peran serta masyarakat.

Pengamat sosial dan politik Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Dr. Nyoman Subanda berpendapat bahwa kekisruhan yang terjadi dalam internal Partai Golkar sangat berpengaruh pada kekuatan politik di Bali menghadapi pilkada serentak tersebut.

Jika kekisruhan di Partai Golkar berlanjut, menurut dia, tentu akan berpengaruh terhadap pilkada di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia. Untuk itu, konsolidasi internal partai di daerah harus dilakukan dengan melepaskan egoistis dan pembelahan politik yang terjadi selama ini.

Hal itu didasarkan atas kenyataan bahwa pengurus Partai Golkar di daerah sebenarnya korban dari kekisruhan elite Partai Golkar di pusat. Oleh sebab itu, konsolidasi dengan membangun ruang dialogis penting untuk dilakukan di daerah sehingga Partai Golkar tetap mempersiapkan mesin partai dalam menghadapi pilkada.

Kalau tidak ada konsolidasi dengan segera, menurut Nyoman Subanda, sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan kekuatan politik partai. Kekisruhan elite partai di Jakarta sebenarnya di daerah hanya kena imbasnya saja. Padahal, sebelumnya contohnya di Bali, pengurus partai bersangkutan aman-aman saja.

Soal ada pembelotan pengurus partai dari kubu Aburizal Bakrie (Ical) ke Agung Laksono, dia berpendapat bahwa hal itu bagian dari permainan politik untuk mencari legalitas pengurus bersangkutan. Hal ini semua berdasarkan kepentingan dalam kancah politik.

Memenangi Pilkada Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Bali Wayan Koster meminta seluruh kader untuk terus membangun soliditas dalam memenangi pilkada serentak tersebut meskipun partainya selama ini “menguasasi” empat kursi bupati dari enam daerah yang menggelar pilkada serentak itu.

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan selama ini menguasa kursi bupati dan wakil bupati di Jembrana, Tabanan, Kota Denpasar, dan Kabupaten Bangli. Kendati demikian, dia menekankan bahwa semua kader partainya tetap membangun soliditas sebagai langkah untuk memenangin pilkada di enam daerah itu.

Dua kursi bupati di Kabupaten Badung dan Karangasem selama ini dikuasai oleh Partai Golkar.

Wayan Koster yang juga anggota DPR RI itu menegaskan, “Siapa pun yang mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, semua kader harus mendukung dan memenangkan paket calon kepala daerah di enam daerah tersebut.” Kader yang diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih dalam pilkada sudah terlebih dahulu dilihat dari survei, termasuk loyalitas dan tidak tercela di tengah masyarakat.

Ia menegaskan bahwa dirinya tetap hormat pada dua hal, yakni pertama rakyat dan partai.

Diharapkan apa yang diinginkan rakyat dengan apa yang diputuskan partai itu bisa sejalan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Bali Nengah Tamba mengatakan bahwa pihaknya dalam menghadapi pilkada serentak di enam kabupaten/kota itu masih terus melakukan konsolidasi internal partai maupun dalam masyarakat.

Konsolidasi secara intensif ke internal partai untuk mematangkan bakal calon yang akan dijaring menjadi kandidat untuk bertarung pada pilkada mendatang. Hal itu, menurut dia, penting karena dalam percaturan politik mendatang Partai Demokrat menargetkan menjadi nomor satu di Bali meskipun selama ini tidak menguasai satu pun kursi bupati.

Untuk itu, konsolidasi internal partai, komunikasi politik, dan penjaringan, baik kader maupun nonkader potensial, terus digencarkan. Sejumlah persiapan internal partai terus dilakukan dan mesin partai pun terus bergerak dalam menghadapi pilkada serentak tersebut.

Target menjadi nomor satu di Bali perlu perjuangan dan kerja keras mulai dari persiapan di internal partai, termasuk juga penggodokan bakal calon dalam penjaringan guna mencari kandidat yang diterima rakyat.

“Penjaringan nonkader juga tetap dilakukan bagi tokoh independen yang ingin bertarung melalui Partai Demokrat. Penggodokan dan persiapan kader potensial tetap dilakukan seperti partai-partai politik lainnya,” ujar Nengah Tamba. AN-MB