Keterangan foto: Emiliana Sri Wahjuni, S.E.,caleg perempuan PSI yang maju ke  DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan nomor urut 3 (kanan) bersama dua orang putrinya/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap 8 Maret dan pada 2019 ini mengangkat tema “balance for better” mempunyai makna tersendiri bagi Emiliana Sri Wahjuni, S.E.,caleg perempuan PSI yang maju ke  DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan nomor urut 3.

Baginya “balance for better” atau “keseimbangan untuk hal yang lebih baik” harus tercermin dalam peningkatan dan kesetaraan peran perempuan di berbagai aspek kehidupan khususnya juga di ranah politik. Dimana diketahui masih minimnya peran perempuan di ranah yang identik dengan politisi laki-laki ini.

“Perempuan hebat itu adalah perempuan yang mandiri. Tapi perempuan lebih hebat lagi, super hebat jika berani menyuarakan dan memperjuangkan kaumnya di kancah politik, di legislatif maupun eksekutif,” kata Emiliana ditemui di sela-sela kampanye canvassing bersama warga Denpasar, Selasa (12/3/2019).

Untuk itu ia berharap tema “balance for better” pada peringatan International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2019 ini mampu mewujud nyata dalam konteks keseimbangan kesempatan dan peran perempuan di lembaga legislatif mulai dari DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi maupun DPR RI termasuk di DPD RI.

“Keseimbangan peran perempuan ini harus terwujud dari sisi kuantitas anggota legislatif perempuan yang minimal 30 persen. Sehingga mereka bisa lebih optimal memperjuangkan hak dan kepentingan kaumnya,” tegas caleg perempuan yang mengidolakan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti itu.

Sadarkan Perempuan Pilih Perempuan

Salah satu misi utama dirinya nyaleg adalah untuk menggelorakan kesadaran politik kaum perempuan. Bahwa perempuan punya hak bahagia, berprestasi, ikut dalam  geliat pembangunan  bukan sekadar jadi penonton atau objek pembangunan tapi jadi pelaku dan perumus serta pengambil kebijakan.

Ibu dari dua anak perempuan ini mencontohkan di DPRD Denpasar ada 45 kursi tapi hanya ada satu anggota legislatif perempuan hasil Pileg 2014. Ini artinya kesadaran masyarakat perempuan dukung perempuan masih sangat rendah.

Di sinilah peran Emiliana bahwa dalam setiap kampanye canvassing dari rumah ke rumah (door to door) menyapa warga secara personal dan berdiskusi dari hati ke hati layaknya sahabat, ia selalu mengedukasi pemilih perempuan.

Pesannya sangat kuat dan mendalam yakni inilah saatnya perempuan memilih perempuan agar semakin banyak anggota legislatif perempuan yang bisa memperjuangkan kepentingan dan aspirasi kaum perempuan.

“Yang akan melindungi kepentingan perempuan adalah kaum perempuan.  Jadi saya galang kekuatan dan dukungan agar perempuan pilih perempuan. Ini saatnya perempuan bangkit. Kita bisa memimpin perubahan  positif sepanjang diberikan kesempatan,” tegasnya.

Ia menambahkan perempuan menjadi sokoguru dalam pembangunan bangsa. Kalau perempuan happy maka negara damai sejahtera. “Tapi sayangnya perempuan masih seperti termarjinalkan dan dibodohi. Ini yang harus kita lawan bahwa perempuan punya kesempatan yang sama, mereka bisa berprestasi dan mandiri,” tandasnya.

Balance for Better, Keseimbangan Peran Perempuan di Semua Aspek

Seperti diketahui, International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap 8 Maret. Pada 2019, balance for better menjadi tema yang diangkat.

Dalam situs resminya, International Women’s Day mengungkapkan alasan kenapa ‘balance for better’ menjadi tema pada 2019 ini. “Pada 2019 ini ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan.

Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahaan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olahraga,” demikian penjelasan di situs resmi Hari Perempuan Internasional.

Tema ‘balance for better’ dipilih sebagai tema Hari Perempuan Internasional pada 2019 ini karena belum terjadinya keseimbangan atau kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan. Khususnya dalam dunia kerja, gap pay atau beda gaji masih terjadi antara pria dan wanita, di mana wanita dibayar lebih rendah dari pria.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati