Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni bersama para penyandang disabilitas saat mengunjungi Rumah BISAbilitas Kota Denpasar, Kamis (23/1/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni mengapresiasi dan mendukung penuh keberadaan Rumah BISAbilitas Kota Denpasar sebagai tempat ramah dan nyaman bagi penyandang disabilitas di Kota Denpasar untuk berkreativitas.

“Semoga Rumah BISAbilitas semakin bisa memberdayakan potensi pada penyandang disabilitas sehingga mereka makin kreatif, berdaya dan mandiri,” kata Emiliana Sri Wahjuni, Kamis (23/1/2020) saat mengunjungi Rumah BISAbilitas yang berada satu lokasi gedung dengan Rumah Pintar di Jalan Kamboja Denpasar.

Dalam kesempatan ini Emiliana Sri Wahjuni berbincang-bincang dengan para penyandang disabilitas di Rumah BISAbilitas ini. Srikandi DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini pun dengan seksama dan penuh empati mendengarkan cerita, keluh kesah, harapan dan aspirasi para penyandang disabilitas ini.

Sekretaris Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini sempat tak kuasa menahan air matanya ketika mendengar cerita bahwa para penyandang disabilitas ini masih kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dari lingkungannya, termasuk juga di ranah pendidikan dan dunia kerja.

“Tapi saya sangat bangga dengan mereka. Di tengah keterbatasan fisik, mereka tidak menyerah tapi tetap semangat berkarya bahkan bisa menginspirasi kita semua,” kata Emiliana Sri Wahjuni yang memang dikenal sangat konsern pada upaya perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak termasuk para penyandang disabilitas dan anak-anak berkebutuhan khusus atau “anak-anak istimewa.”

Berikan Akses Sama untuk Pendidikan dan Pekerjaan

Sejumlah penyandang disabilitas anggota Rumah BISAbilitas ini pun menyampaikan aspirasi kepada Emiliana Sri Wahjuni. Seperti Made Sudiatmika (seorang penyandang tunanetra) berharap anak-anak penyandang disabilitas atau difabel ini diberikan kesempatan yang sama dalam berbagai hal, termasuk dalam seni budaya.

“Kami juga ingin diberikan kesempatan dan dilibatkan tampil di acara-acara seni musik seperti juga di event-event pariwisata di hotel maupun,” kata Sudiatmika yang juga tergabung di grup musik bernama Abilly Musco yang  personelnya sebagian besar para penyandang disabilitas.

Pria yang punya suara emas dan juga kerap tampil menyanyi bersama Abilly Musco ini juga dikenal sebagai salah satu penyiar di Radio Publik Kota Denpasar (RPKD) FM dengan nama tenar Made Ajus.

Penyandang disabilitas tunanetra lainnya Ni Komang Apriani Yuki berharap mereka diberikan akses kesempatan yang sama dalam hal pendidikan. Sebab belum semua lembaga pendidikan bersedia menerima mereka.

“Kami harapkan semua perguruan tinggi Bali khususnya Denpasar bersedia menerima anak-anak tunanetra,” kata mahasiswi semester V Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) IHDN Denpasar ini.

Penyandang disabilitas tunadaksa Putu Widya Wardani berharap tidak lagi ada diskriminasi kepada mereka khususnya dalam akses terhadap pekerjaan.

Sebab sekarang masih ada diskriminasi. Misalnya dirinya pernah melamar pekerjaan di bidang desain grafis. Namun saat mau interview dan diketahui fisiknya ada kekurangan atau tidak sempurna, ia langsung ditolak.

“Ke depan kami harapkan perbanyak akses lapangan pekerjaan untuk disabilitas,” papar perempuan lulusan sarajan (S-1) Desain Komunikasi Visual (DKV) di salah satu kampus swasta di Denpasar ini.

Harapan senada disampaikan Kadek Yosep Pradipta, seorang penyandang disabilitas tunanetra. “Anak-anak disabilitas agar  diberikan hak sama dalam hal pendidikan dan pekerjaan sesuai skill dan potensinya yang dimiliki,” harap mahasiswa semester V Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) IHDN Denpasar ini.

Dukung Bersama, Disabilitas Pasti Bisa

Mendengar harapan dan kisah para anak-anak disabilitas ini, Emiliana Sri Wahjuni pun lantas memompa semangat mereka. Ia memotivasi anak-anak ini agar terus maju. Ia pun berharap tidak boleh lagi ada diskriminasi terhadap mereka.

“Tidak usah berkecil hati, kuatkan mental. Kalian pasti bisa,” ujar Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesejahteraan rakyat (seperti kesehatan, pendidikan pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain) ini.

Ketua Rumah BISAbilitas Kota Denpasar AA. Gde Adiputra mengapresiasi dan berterima kasih atas perhatiannya yang diberikan Emiliana Sri Wahjuni. Ia pun berharap semakin banyak pihak yang ikut peduli dan memberikan akses kepada para penyandang disabilitas ini.

“Semoga Ibu Emiliana kedepannya bisa menginspirasi dan semua pihak ikut peduli pecahkan keterbatasan akses para penyandang disabilita sehingga terketuk berikan akses pendidikan maupun pekerjaan. Yang punya usaha terketuk melihat potensi kita sehingga secara inklusif memberikan pekerjaan,” ujar Adiputra.

Pihaknya juga sangat terbantu dengan perhatian besar dari Pemerintah Kota Denpasar yang memberikan fasilitas di Rumah Pintar Kota Denpasar untuk dikelola menjadi Rumah BISAbilitas Kota Denpasar.

“Yang terpenting penyandang disabilitas bisa menginspirasi penyandang disabilitas lainnya untuk bisa mandiri dan bisa berbagi secara sosial,” pungkas Adiputra.

Rumah BISAbilitas ini dibangun Pemkot Denpasar untuk memfasilitasi kreativitas para penyandang disabilitas. Di dalamnya ada fasilitas perpustakaan mini, kuliner, barbershop, hingga live music.

Ruang kreativitas dibutuhkan disabilitas untuk menunjukan bakat, talenta dan keterampilan serta sebagai tempat bersosialisasi bersama dalam satu Rumah BISAbilitas.

Para disabilitas juga dapat melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan dengan fasilitas diantaranya pelatihan melukis, pelatihan memasak, desainer, bermain musik, hingga pelatihan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas tuli. (dan)