kerajinan bambu

Denpasar (Metrobali.com)-

Ekspor kerajinan bambu dari Bali selama periode Januari-Juli 2014 tercatat mencapai 13,16 juta dolar AS atau naik 278,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 3,47 juta dolar AS.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor perdagangan luar negeri, Sabtu (13/9), khusus untuk volume barang dagangan yang menonjolkan unsur seni itu meningkat 14,29 persen.

Bali periode Januari-Juli 2013 para pengrajin mengirimkan 4,54 juta unit hasil kerajinan bambu, termasuk patung unik dari akar bambu yang meningkat menjadi 5,19 juta unit pada periode yang sama tahun 2014.

Kerajinan bambu itu mempunyai kontribusi 4,37 persen dari total ekspor Bali mencapai 300,95 juta dolar AS.

I Ketut Muja, seniman dari Banjar Mukti, Desa Singapadu, Kabupaten Gianyar, Bali khusus menggarap karya patung dan jenis cendera mata lainnya dari bahan akar kayu, termasuk akar bambu.

Patung tersebut merupakan gabungan antara bentuk topeng tradisi dengan gaya patung realis dan naturalis dengan pahatan yang detail dan sangat rumit.

Karya patungnya juga terus berkembang dan berinovasi dengan tema-tema sosial tentang hidup dan kehidupan yang dilandasi oleh ajaran agama Hindu dan seni budaya Bali.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar menjelaskan, hasil kerajinan bambu selain berupa patung juga dirancang secara unik dan menarik antara lain berupa tempat koran, bakul, topi berbentuk kerucut, dompet dan hiasan untuk kamar tamu rumah maupun hotel.

Aneka jenis cendera mata tersebut paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 25,23 persen, Menyusul Jepang 15,35 persen, Singapura 0,24 persen, Australia 6,98 persen,, Thailan 0,11 persen,, Jerman 2,79 persen, Hong Kong 0,10 persen,, Perancis 6,76 persen,, Spanyol 5,15 persen dan Inggris 4,56 persen.

Sedangkan 32,75 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya berkat cindera mata hasil sentuhan perajin Bali mampu bersaing di pasaran global. AN-MB