Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika sangat mengapresiasi karya-karya fotografer  Bali Mandara. Gubernur yang hadir pada penilaian lomba karya tulis dan foto jurnalisitik Bali Mandara, Minggu (16/9) di Jaya Sabha, mendapat pujian dan kritikan dari para intelektual terhadap program Bali Mandara melalui karya tulis dan jepretan fotografer muda.

Gubernur pada kesempatan tersebut  berkesan pada potret kemiskinan di Bali. ‘’Di balik nama besarnya sebagai pulau dewata dan pulau surga Jadi memang Bali masih menyimpan kemiskinan yang cukup besar.dibalik. inilah ironi yang sering saya sampaikan,’’ kata Mangku Pastika.

Untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah kemiskinan itu,  perlu konsep pembangunan yang fokus,yang terarah, yang terintegrasi. Saat ini rumah tangga miskin di Bali tercatan 130.000 KK. Sekarang baru kita menangani sedikit demi sedikit, dengan program program Bali Mandara seperti JKBM.

‘’Dulu kalo orang sakit, berani ke rumah sakit kalau punya uang atau punya kucit, punya godel untuk dia pakai ke rumah sakit. Namun dengan program JKBM ini tidak perlu mereka menjual kucit dan godel karena dia bisa berobat gratis. Dan, yang bayar semua itu adalah pemerintah,’’ katanya.

Made Mangku Pastika menuturkan, bahwa di dalam ruang kerjanya ada potret yang lebih seru dari hasil jepretan potret kemiskinan para finalis.  ‘’Dan sengaja saya pasang di ruang kerja saya untuk saya lihat setiap hari. Itu masih mending rumah ibu itu masih berdiri tegak (sambil menunjuk hasil jepretan peserta).

Potret kemiskinan di ruang kerja saya semuanya sudah miring. Tanah dibawahnya dindingnya bedeg, anaknya 5. Yang 3 lumpuh, hanya 2 yang bisa bergerak tapi karena masih kecil digendong ibunya. Itu orangnya berfoto di depan rumah itu. Bapaknya juga lumpuh, rumahnya seperti itu penyakit semua datang. Seperti itulah gambaran keluarga keluarga kita.

‘’Saya pasang sengaja poto itu di ruang kerja saya sejak saya menjadi gubernur. Foto itu saya dapat sehari setelah Pilgub. Hari ini saya dilantik besoknya saya dapat foto itu. Dan, saya minta  dibesarkan dan dipasang diruangan saya. Itulah yang mengilaami saya untuk bedah rumah itu. Jadi seperti itulah kita sesungguhnya di Bali.’’ katanya.

Di sini (baca: kota Denpasar)  gemerlapan, dollar banyak, turis banyak. Semua  pekedek pekenyem. Akan,tetapi 2 jam kita dari Kota Denpasar , bahkan mungkin satu jam kita sudah ketemu dengan keluarga keluarga itu. ‘’Jadi kalian memotret kemiskinan bagus, tetapi tidak berhenti sampai disitu,’’ kata Mangku Pastika.

‘’ Untuk menimbulkan kepekaan dalam nuranimu semua, kita semua orang di Bali, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka, tidak hanya dengan memotret. Apa yang harus kita lakukan untuk mereka. Bersama sama pemerintah, rumah tidak layak huni itu jumlahnya puluhan ribu di Bali. Yang terdaftar usulan yang masuk saja di Pemprov sudah 10.500. Dan, selama 2-3 tahun terakhir ini provinsi sudah membangun 5000 unit diseluruh Bali. Tapi masih tersisa puluhan ribu yang belum terbenahi. Perlu waktu,perlu anggaran,perlu kebersamaan kita.

Ia mengatakan, ‘’ Jadi terimakasih, terserah siapa saja yang bakal menang dalam pilgub 2013. Tapi saya apresiasi terhadap obyek obyek yang kalian ambil termasuk lingkungan hidup dan sebagainya. Itu penting semuanya’’.

Terimakasih juga untuk Sarbagita, karena banyak orang yang tidak setuju. Kalau anda baca Koran dulu tentang Sarbagita itu kritikanya bukan main lebih pedes cabe yang ada di Lombok itu. ‘’Lombok itu kan cabe ada cabe lagi di situ banyak pedasnya seperti apa,’’ katanya.

Sekali lagi, saya berterimakasih , mudah mudahan itu bisa mengurangi kemacetan dan tujuanya memang itu. ‘’Bayangkanlah kalo sehari bisa 2000 orang yang naik. Berapa sepeda motor yang diam di rumah. Berapa mobil yang diam di rumah karena mereka naik itu.mudahmudahan kedepanya bisa lebih lagi menjangkau wilayah. SUT-MB