semnasMangupura (Metrobali.com)-

Sebagai kebutuhan dasar utama bagi manusia keberadaan pangan telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,  yang mengatakan di mana tanggung jawab ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Namun yang patut diberi perhatian serius  adalah  jangan sampai ketersediaan pangan lebih kecil jumlahnya dibandingkan kebutuhannya karena akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan stabilitas Nasional begitu juga Daerah. Demikian sambutan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat membuka acara Seminar Nasional “Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”, bertempat di Discovery Kartika Plaza Hotel,Kuta,Badung pada Selasa (19/04).

Disampaikan Pastika  untuk menjaga ketahanan pangan Pemerintah Provinsi Bali telah menargetkan Bali sebagi pulau Organik yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2009 Pemprov Bali telah melaksanakan Program Unggulan Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI), yang mencoba mengintegrasikan pertanian dengan teknologi yang ramah lingkungan  dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia. Inovasi teknologi yang diterapkan dalam SIMANTRI berorientasi untuk menghasilkan produk organik dengan pendekatan “pertanian tekno ekologis”. Disamping SIMANTRI, Pemprov Bali juga telah melaksanakan beberapa  kebijakan seperti; subsidi ganda pupuk organik dan mengurangi subsidi terhadap pupuk kimia secara bertahap, pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, Pengembangan Pangan Lokal dan efektivitas pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan melalui penerapan PUSPASARI (Pusat pangan Sehat dan Lestari). Selanjutnya, khusus untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok  seperti beras, sejak tahun 2003 Pemprov Bali juga telah menyalurkan Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) untuk pembelian gabah petani dan sai saat ini telah mencapai Rp. 29,022 milyar dengan target perputaran dana minimal 5 kali setahun.

Disamping upaya yang telah dilakukan, Pemprov  sebenarnya masih menemukan beberapa tantangan, kendala dan permasalahan yang dihadapi untuk  mewujudkan ketahanan pangan diantaranya  fluktuasi harga produk pertanian, menurrunnya minat genarasi muda untuk bekerja disektor pertanian dan terbatasnya akses petani terhadap sumber-sumber permodalan usaha tani. Untuk itu, Ia berharap melalui Seminar Nasional ini dapat didiskusikan lebih lanjut dan dicarikan solusi sehingga upaya menjaga ketahanan pangan dapat dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Sementara itu, Deputi Koordinasi Bidang Pangan dan Pertanian, Kemetrian Koordinator Bidang Perekonomian Ir.Musdalifah Machmud mengungkapkan apresiasinya terhadap usaha dari Pemprob Bali dalam mengeluarkan berbagai kebijakan dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Menurutnya, identifikasi ketahanan pangan di Indonesia harus dilakukan lebih jauh lagi, hal tersebut melihat dinamika yang terjadi baik dalam pertumbuhan penduduk serta hasil produksi pangan  yang masih belum mencukupi kebutuhan penduduk, terus berlanjut.  Untuk itu, Ia menghimbau setiap derah yang ada di Indonesia harus medorong pertumbuhan pangan lokalnya masing-masing agar kebutuhan akan pangan import dapat dikurangi. Ia melihat, kebutuhan beras di Indonesia sangat tinggi untuk itu perlu didorong pangan lokal yang dapat menjadi pengganti beras seperti sagu, umbi-umbian serta berbagai pangan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi. Dengan gerakan menggagali potensi daerah untuk mendorong pangan lokal, diharapkan dapat mengurangi import pangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat. “Untuk itu saya berharap dengan adanya seminar nasional ini dapat didiskusikan serta dicarikan solusinya bagaimana mweujudkan ketahanan pangan yang lebih baik”,ujarnya.

Dalam seminar  yang berlangsung selama satu hari tersebut melibatkan peserta yang berasal dari Pemerintah Daerah di Bali serta luar daerah, dan diisi oleh beberapa pembicara yaitu Kepala Badan Ketahanan pangan dengan materi Strategi Pengelolaan Cadangan Pangan; Direktur Jendral Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri dengan materi Peran Pemerintah dalam Penyediaan Cadangan Pangan Daerah; Direktur Operasi dan Pelayanan Publik Perum BULOG dengan materi Langkah upaya Perum BULOG untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pangan nasional serta Pemerhati Benih Lokal dengan materi pengembangan sorgum untuk cadangan pangan lokal. AD-MB