Dua bocah tulis ancaman bom resahkan Buleleng

Dokumentasi: Teror Bom Gubernuran Dua orang anggota Tim Gegana Penjinak bom dari Brimob Polda NTB bersiap melakukan peledakan untuk mengurai paket diduga berisi bom yang ditemukan di halaman belakang kantor Gubernur NTB, di Mataram, Minggu (22/11/12). (FOTO ANTARA/Ahmad Subaid) ()
Buleleng (Metrobali.com)-
Dua bocah asal Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali, berinisial KA (10) dan US (10) meresahkan warga di daerah itu karena menempelkan selebaran berisikan tulisan ancaman bom di depan rumah salah satu tetangganya.

“Ancaman bom itu ditujukan kepada Hinardi (41) pada Rabu (6/7) lalu menyebabkan korban panik dan langsung melaporkan kepada Kepolisian Polsek Kota Singaraja. Kami baru ketemukan yang membuat tulisan tersebut yang ternyata adalah anak-anak,” kata Kepala Polsek Kota Singaraja, Komisaris Polisi Nyoman Suarnata di Singaraja, Jumat (8/7).

Menurut dia, Hinardi yang saat itu merayakan Lebaran menemukan surat ancaman yang ditempel di depan pagar rumahnya berlokasi di sebuah perumahan di wilayah desa itu dimana dia sempat melaporkan kepada aparat desa.

Suarnata memaparkan, pihaknya ketika itu langsung melakukan penyelidikan dan diketahui pelakunya dua bocah yakni seorang laki-laki berinisial KA dan satunya seorang perempuan US berdasarkan penelusuran intelejen.

“Kami hari ini memediasi saja dengan menghadirkan kedua bocah itu dan juga orang tua mereka. Terus terang saja kami pada awalnya cukup terkejut dengan ancaman bom itu karena Kalibukbuk masuk wilayah pariwisata,” kata dia.

Dikatakan pula, isi surat yang ditulis kedua bocah tersebut yakni “awas di rumahmu ada bom akan meledak tiga jam kemudian. Kalian mengerti. Berikan saya uang atau bom meledak”.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dari pengakuan kedua bocah itu, mereka melakukan atas dasar main-main dan tidak mengetahui dampaknya dapat meresahkan warga.

Kini kedua orang tua bocah itu sudah membuat surat pernyataan untuk mengawasi anaknya dan pihak Kepolisian akan terus memantau tindakan kedua bocah tersebut agar tidak terjerumus paham radikal. Sumber : Antara