BMKG mendeteksi munculnya *dua bibit siklon tropis* yaitu *“91S”* di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan *“92S”* di Laut Arafuru sebelah selatan Tual.

Jakarta (Metrobali.com) –

 

BMKG mendeteksi munculnya *dua bibit siklon tropis* yaitu *“91S”* di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan *“92S”* di Laut Arafuru sebelah selatan Tual.

Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia dan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut. Bibit siklon tropis “91S” di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan “92S” di Laut Arafura.

“Bibit siklon tropis ini memberikan dampak yaitu munculnya hujan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kondisi perairan pun terdampak akibat bibit siklon tropis ini berupa gelombang laut dengan tinggi 2.5 – 4.0 meter di Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Selatan NTB, Samudera Hindia Selatan P.Jawa hingga Selatan NTB, Perairan Selatan P.Sumba, Laut Sawu, Perairan P.Sabu dan P.Rote, Perairan Utara NTT, Laut Flores, Perairan Kep. Kai – Aru,” tulis Drs. Mulyono Rahadi Prabowo, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam siaran persnya kepada metrobali.com, Minggu (5/1/2020).

Menurutnya, Bibit siklon tropis “91S” dalam satu hingga dua hari kedepan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis namun bergerak selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia.

“Musim siklon tropis” di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November – April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia sehingga keberadaanya siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin.

Pewarta : Hidayat
Editor : Whraspati Radha